Cerita tentang bos cool, angkuh, dan tough yang akhirnya luluh pada kebaikan hati seorang gadis sederhana memang tidak pernah kehilangan penggemar. Meski tema ini sering diulang, ternyata justru itulah yang membuatnya tetap jadi favorit banyak orang, ya, Sahabat.
Nah, kali ini saya akan mengajak Sahabat bernostalgia ke tahun 2014. Kita akan mundur 11 tahun ke belakang untuk membahas sebuah drama Tiongkok yang bukan hanya populer di negeri asalnya, tapi juga berhasil mencuri perhatian penonton di Rusia dan Korea Selatan. Drama ini berjudul Boss and Me—kisah yang manis, menghibur, dan penuh kehangatan!
Sinopsis Boss and Me: Drama Hits yang Nggak Lekang oleh Waktu
Boss and Me (judul asli: 杉杉来了) adalah drama Tiongkok tahun 2014 yang dibintangi oleh Hans Zhang dan Zhao Liying. Drama ini diadaptasi dari novel populer berjudul "Shan Shan Comes to Eat" karya Gu Man, seorang penulis yang dikenal dengan cerita-cerita romansa manisnya. Serial ini pertama kali tayang di Jiangsu TV pada 8 Juli hingga 20 Juli 2014.
Kesuksesan Boss and Me nggak main-main, loh, Sahabat. Drama ini berhasil memuncaki tangga rating di Tiongkok selama masa penayangannya. Nggak hanya itu, banyak dialog dan adegan dari serial ini yang menjadi viral di media sosial, lengkap dengan catchphrase khas yang diingat banyak penggemarnya. Uniknya, popularitasnya nggak cuma berhenti di Tiongkok saja. Drama ini juga sangat digemari di Rusia dan Korea Selatan.
Dengan cerita yang ringan tapi memikat, Boss and Me menjadi salah satu bukti bahwa kisah cinta yang sederhana tapi manis punya daya tarik tersendiri bagi banyak penonton, baik di dalam maupun luar negeri. Nggak heran, drama ini masih dikenang sebagai salah satu drama romantis terbaik sepanjang masa!
Cinta yang Dimulai dari Donor Darah
Segalanya bermula ketika Shan Shan, seorang pekerja kantin di perusahaan besar, diminta mendonorkan darahnya untuk menyelamatkan nyawa adik Feng Teng yang memiliki golongan darah langka. Momen tak terduga ini menjadi awal hubungan yang penuh kejutan.
Sebagai bentuk rasa terima kasih, Feng Teng mulai mengirimkan makan siang spesial setiap hari untuk Shan Shan. Namun, di balik perhatian ini, ada maksud tersembunyi—Feng Teng ingin memastikan Shan Shan tetap sehat sebagai calon donor darah di masa depan. Tidak disangka, interaksi sederhana ini perlahan mendekatkan mereka dan membuka hati sang bos dingin kepada Shan Shan.
Perbedaan Kelas dan Daya Tarik Shan Shan
Sebagai seorang eksekutif muda yang cerdas dan penuh wibawa, Feng Teng awalnya terlihat jauh dari jangkauan Shan Shan yang sederhana dan lugu. Namun, justru sikap optimis dan tulus Shan Shan menjadi daya tarik utama yang meluluhkan hati Feng Teng. Dengan caranya sendiri, Shan Shan menunjukkan bahwa perbedaan kelas sosial tidak menjadi penghalang bagi cinta.
Drama dan Persaingan Cinta
Konflik utama cerita ini muncul ketika Yuan Li Shu, sahabat masa kecil Feng Teng, kembali hadir dan mencoba merebut perhatian sang bos. Yuan Li Shu yang cantik dan ambisius menjadi pesaing yang sulit diabaikan, membuat hubungan Shan Shan dan Feng Teng diuji oleh kecemburuan dan dilema perasaan.
Transformasi Shan Shan: Dari Gadis Lugu Menjadi Wanita Tangguh
Salah satu kekuatan terbesar Boss and Me adalah perkembangan karakter Xue Shan Shan. Dari seorang gadis yang pemalu dan kurang percaya diri, Shan Shan tumbuh menjadi wanita mandiri dan kuat. Proses ini tidak lepas dari dukungan Feng Teng, yang selalu menghormati Shan Shan apa adanya dan mendorongnya untuk mengejar impian dan kebahagiaannya sendiri.
Hubungan mereka pun menjadi contoh yang sehat, di mana keduanya saling mendukung dan tumbuh bersama. Setiap momen manis antara Shan Shan dan Feng Teng, mulai dari makan bersama hingga percakapan ringan mereka, menjadi sorotan yang membuat penonton ikut tersenyum.
Review drama Boss and Me
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, drama dengan genre seperti ini memang sudah banyak dibuat. Kadang-kadang, saya sendiri merasa malas menontonnya karena alur cerita sering kali mudah ditebak. Tapi jujur saja, drama domineering boss seperti ini terlalu bagus untuk dilewatkan.
Alur cerita drama ini sederhana, tapi justru di situlah letak daya tariknya. Sederhana yang indah. Kadang-kadang kita menonton drama yang terlalu rumit dan terasa tidak masuk akal, tapi di Boss and Me, segalanya terasa wajar. Kita bisa memahami kenapa para karakter bertindak seperti itu, bahkan kita bisa ikut merasa relate dengan mereka.
Yang membuat drama ini bersinar adalah perkembangan karakter Shan Shan. Awalnya, dia digambarkan sebagai gadis muda yang kurang percaya diri dan penuh keraguan, tetapi perlahan dia berubah menjadi wanita yang tegar dan penuh keyakinan. Semua ini tidak lepas dari peran Feng Teng, yang menurut saya adalah sosok yang benar-benar berhasil memenangkan hati penonton. Sepanjang cerita, kita melihat mereka menghadapi berbagai rintangan, tetapi juga tumbuh bersama menjadi pasangan yang manis. Hubungan mereka bahkan terasa seperti salah satu yang paling sehat yang pernah saya lihat dalam drama.
Selain itu, Boss and Me punya banyak momen manis yang akan memuaskan sisi fangirl Anda. Tidak ada satu adegan pun yang terasa sia-sia. Malahan, saya berharap ada lebih banyak adegan lagi!
Dua pemeran utamanya (ZH dan ZLY) benar-benar luar biasa dalam memainkan peran mereka. Tapi bukan hanya mereka, seluruh pemerannya berhasil membuat karakter masing-masing terasa hidup. Anehnya, saya hampir menyukai semua karakter di drama ini—hal yang jarang terjadi.
Feng Teng adalah karakter yang dimainkan Zhang Han dengan cara yang tidak saya duga. Dia memang terlihat dingin dan serius, tetapi di balik itu, ada selera humor dan sisi iseng seperti anak kecil yang membuat saya tidak bisa berhenti kagum. Salah satu momen favorit saya adalah ketika dia cemburu pada pekerjanya, saat Shan Shan memuji mereka, dan dengan santai dia menyebutkan semua pencapaiannya sebagai bos muda yang sukses. Hubungan Feng Teng dan Shan Shan juga sangat manis. Dia tidak hanya mencintai Shan Shan, tapi juga menghormati setiap bagian dari dirinya, dan khawatir bagaimana hubungan mereka bisa memengaruhi kepribadian Shan Shan yang polos dan lugu.
Semua adegan mereka bersama (kebanyakan saat makan!) adalah bahan fangirling yang sempurna. Saya juga suka bagaimana dia dengan bangga tersenyum di akhir cerita ketika Shan Shan berhasil mengatasi rasa takutnya dan menjadi wanita mandiri yang kuat dengan impian dan ide-idenya sendiri. Adegan saat dia memperbaiki bonsai dengan Feng Yue sambil berkata bahwa Shan Shan sekarang bisa mengkritik dan pilih-pilih makanan adalah salah satu momen terbaik. Serius deh, di mana saya bisa menemukan sosok Feng Teng di dunia nyata?
Shan Shan (diperankan oleh Zhao Li Ying) adalah karakter yang super menggemaskan, dan sangat mudah memahami kenapa Feng Teng jatuh cinta padanya. Meski awalnya dia ragu-ragu dan tidak yakin pada dirinya sendiri, hal itu justru membuat kita ingin melindungi dan merangkulnya, bukan malah kesal. Rasanya seperti kita ikut merasakan apa yang dirasakan Feng Teng. Itulah sebabnya kita ikut menangis saat Shan Shan menangis—terutama saat dia melihat Li Shu mencium Feng Teng, lalu memutuskan hubungan mereka. 😭 Tapi, semua itu adalah bagian dari perjalanan Shan Shan. Dia harus melalui semua rintangan itu untuk menjadi wanita yang kuat dan tegar seperti di akhir cerita. Jadi, air mata kita itu benar-benar terbayar. Lihat saja momen epik saat Shan Shan membungkam Wang Pin Ruo dengan menyatakan bahwa dia adalah tunangan Feng Teng. Luar biasa, Shan Shan!
Salah satu momen yang paling saya suka adalah ketika Shan Shan berkata bahwa dia mungkin bukan orang terbaik untuk Feng Teng, tapi dia akan berusaha menjadi versi terbaik dari dirinya untuk pria itu. Kalimat itu benar-benar menyentuh hati saya. Ini juga mengingatkan saya pada prinsip dalam hubungan: carilah seseorang yang membuat Anda ingin menjadi versi terbaik dari diri Anda.
Zheng Qi (diperankan oleh Huang Ming) adalah sahabat terdekat Feng Teng, dan dia punya kepribadian yang sangat menawan. Tapi, yang benar-benar membuat saya kagum adalah kebijaksanaannya. Contohnya, saat Li Shu ragu untuk melupakan Feng Teng dan memulai hubungan dengannya, Zheng Qi dengan tegas berkata bahwa dia akan menunggu Li Shu, tapi tidak selamanya. Keputusan yang matang dan realistis, tanpa drama berlebihan.
Zheng Qi juga selalu menjadi pendukung yang manis dan perhatian. Saya suka bagaimana dia menghibur Li Shu di Inggris setelah dia bertengkar dengan Feng Teng. Zheng Qi adalah sosok yang total dalam segala hal yang dia lakukan. Dia mencintai Li Shu dengan tulus dan mencoba memenangkan hatinya, tetapi selalu menghormati perasaan Li Shu terhadap Feng Teng. Dia tidak menggunakan trik licik atau skema manipulatif untuk mendekati Li Shu, dan dia tidak mencoba menghancurkan hubungan Feng Teng untuk keuntungannya sendiri—berbeda sekali dengan Li Shu yang sering merusak hubungan Shan Shan dan Feng Teng.
Itulah sebabnya kita ikut merasa bahagia saat akhirnya Zheng Qi berhasil mendapatkan hati Li Shu. Kita bisa mengangguk puas, seolah berkata, “Akhirnya, dia pantas mendapatkan ini.”
Yuan Li Shu (diperankan oleh Li Cheng Yuan) awalnya adalah salah satu tokoh antagonis dalam drama ini (meskipun kalau dipikir-pikir, antagonis utamanya sebenarnya adalah Liu Cheng Hao). Dia melakukan berbagai trik dan skema untuk merusak hubungan Shan Shan dan Feng Teng, dan jujur saja, saya benar-benar membencinya di saat-saat seperti itu. Rasanya kesal melihat dia tidak tahan melihat Feng Teng bahagia dengan orang lain, padahal dia sendiri tidak cukup berani untuk mengungkapkan perasaannya kepada Feng Teng. Momen terburuknya adalah saat dia menciptakan drama "Nyonya Feng" di Inggris, yang hampir membuat Kakek Xue sakit parah.
Namun, meski saya sering kesal dengan Li Shu, saya tetap menghargai perannya dalam cerita ini. Berkat semua trik dan skemanya, Shan Shan dan Feng Teng berhasil melewati berbagai rintangan dan tumbuh menjadi pasangan yang lebih kuat. Dalam hal ini, saya setuju dengan Xiao Wei: rintangan itu memang ada, bukan sepenuhnya karena Li Shu. Dia hanya memanipulasi situasi sehingga rintangan itu terlihat lebih besar. Dengan atau tanpa Li Shu, Shan Shan tetap harus menghadapi semua itu. Pada akhirnya, saat Li Shu akhirnya move on dari Feng Teng dan menyadari bahwa Zheng Qi adalah orang yang tepat untuknya, saya ikut merasa lega untuknya. Saya bahkan merasa kasihan ketika dia mengakui kepada Zheng Qi bahwa dirinya sudah tidak mengenali siapa dirinya sendiri karena semua hal buruk yang dia lakukan pada Shan Shan demi merusak hubungan mereka.
Satu hal yang saya suka, meskipun Li Shu akhirnya move on, dia tetap menjadi wanita yang kuat dan mandiri seperti sebelumnya. Dia tidak mengubah siapa dirinya hanya karena akhirnya bisa melepaskan perasaannya pada Feng Teng.
Keluarga Shan Shan digambarkan sebagai keluarga yang tradisional dan penuh kasih. Ayah dan ibunya sangat protektif, tapi tetap masuk akal. Hubungan mereka terasa sehat dan realistis. Ada yang mungkin menganggap Ayah Xue terlalu protektif, tapi kita bisa memahami alasannya. Salah satu adegan yang saya suka adalah ketika Shan Shan marah pada Feng Teng karena Feng Yue (kakaknya) menyelidiki dan mengambil foto keluarganya secara diam-diam, lalu Ayah Xue berkata, "Itu wajar saja, saya juga melakukan hal yang sama, tapi dengan cara saya sendiri." Rasanya adegan ini sangat relate dengan realitas keluarga.
Awalnya saya tidak terlalu suka dengan sepupu Shan Shan, Xue Liu Liu. Tapi, setelah mengenal ibu angkatnya (tante Shan Shan), saya mulai memahami tekanan yang dirasakan Liu Liu. Akhirnya saya malah ikut peduli padanya, ingin menyemangati dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, terutama ketika hal-hal buruk terjadi padanya. Saya juga mengagumi profesionalisme, ambisi, keteguhan, dan pengorbanannya. Liu Liu benar-benar sosok yang pantang menyerah meskipun tekanan begitu besar.
Kesimpulan – Pelajaran dari Kisah Shan Shan
Drama ini memberikan banyak pelajaran berharga, terutama tentang bagaimana cinta itu tumbuh dan berkembang melalui rintangan. Kisah antara Shan Shan dan Feng Teng menunjukkan bahwa meski ada banyak tantangan, hubungan yang kuat bisa terwujud jika ada niat untuk saling mendukung dan berkembang bersama. Shan Shan mengajarkan kita bahwa kita bisa menjadi versi terbaik dari diri sendiri demi orang yang kita cintai, tanpa kehilangan siapa kita sebenarnya.
Selain itu, kisah Li Shu dan Zheng Qi juga memberikan pelajaran penting tentang kejujuran dan penghormatan dalam hubungan. Cinta sejati bukanlah tentang trik atau manipulasi, tapi tentang saling menerima dan memberi ruang untuk tumbuh bersama.
Secara keseluruhan, drama ini bukan hanya menyajikan cerita romansa yang manis, tapi juga memberi kita gambaran tentang ketulusan, keberanian, dan bagaimana cinta bisa mengubah kita menjadi pribadi yang lebih baik. Bagi Sahabat penyuka drakor, seperti Kak Manda Alienda, coba nikmati serunya nonton C-drama dengan versi drama yang sedikit berbeda dan tentunya episode yang lebih panjang ya :) Drama ini sangat layak ditonton bagi siapa saja yang mencari cerita cinta yang menginspirasi, menghangatkan hati, dan pastinya menyenangkan.
0 Comments