To the Wonder: Kisah Suku Han dan Kazakh dalam Keindahan Xinjiang


xinjiang


Suatu hari, saat saya sedang galau mencari drama China untuk ditonton, tanpa ada judul yang benar-benar menarik perhatian, tiba-tiba saya menemukan sebuah drama berjudul To the Wonder. Tidak panjang, hanya terdiri dari 8 episode saja, tapi tahukah Sahabat? Menemukan drama ini bagi saya bagaikan menemukan harta karun yang tersembunyi! Drama ini benar-benar luar biasa!

Jika Sahabat sedang mencari drama Cina yang bisa memanjakan mata sekaligus hati, To the Wonder adalah jawabannya. Ini bukan sekadar tontonan biasa, melainkan sebuah pengalaman visual dan emosional yang membawa kita menyelami kehidupan suku-suku minoritas di Tiongkok. Dengan alur cerita yang sederhana, namun penuh makna, drama ini mengajak penonton untuk melihat sisi lain dari budaya China yang jarang terekspos. Jadi, yuk, kita bahas kenapa drama ini wajib masuk dalam watchlist Sahabat!


To the Wonder adalah drama Cina tahun 2024 yang diadaptasi dari karya penulis kontemporer Li Juan. Ceritanya mengikuti perjalanan Li Wen Xiu, seorang gadis Han dari Altay yang bermimpi menjadi penulis di kota besar. Drama ini mengeksplorasi perjuangannya, termasuk berbagai hambatan yang membuatnya harus kembali ke rumah dan bekerja di toko ibunya. Drama ini ternyata mendapat respon sangat positf dan menjadi drama hit  di China. Drama ini menyoroti tema perjuangan dan mimpi di tengah berbagai tantangan hidup.


1. Keindahan Visual yang Bikin Terpana

visual

Hal pertama yang mencuri perhatian adalah pemandangannya. Setiap adegan terasa seperti lukisan hidup, dengan panorama pegunungan, padang rumput yang luas, dan desa-desa tradisional yang begitu autentik. Mata saya benar-benar dimanjakan oleh keindahan alam yang luar biasa! Para sutradara benar-benar memanfaatkan lanskap alami China yang menawan untuk menciptakan suasana yang magis dan imersif. Kalau Sahabat pecinta sinematografi atau sekadar suka "healing" lewat layar, drama ini adalah surga visual, dijamin!

Visual yang dipilih benar-benar menggambarkan keindahan alam Xinjiang dengan sempurna. Setiap lanskap pegunungan Altay, desa kecil yang jauh dari hiruk-pikuk kota, dan suasana tenang di pedesaan begitu menenangkan. Tak hanya itu, setiap cuplikan yang diambil terasa begitu artistik, seperti adegan-adegan dari lukisan klasik. 

hebatnya lagi, selesai nonton pun kenangan akan indahnya Altay dan dataran tingginya manancap di memori. Kamera yang digunakan benar-benar membawa penonton seolah ikut masuk dalam dunia Li Wen Xiu dan Batay, membuat setiap adegan terasa sangat intim dan personal. Ini bukan sekadar sinematografi biasa, tapi sebuah karya seni yang memukau di layar kaca. Luar biasa!


2. Mengenal Kehidupan Suku-Suku Minoritas

Salah satu hal yang membuat To the Wonder begitu spesial buat saya adalah fokusnya pada kehidupan suku nomaden dan minoritas di China. Bagi sahabat yang selama ini menyukai K-Drama atau drama China mainstream, bisa jadi tidak menyukai To The Wonder. Buat saya yang sangat menyukai budaya, keragaman manusia, dan hal-hal berbau sosial budaya, maka ini adalah drama yang sempurna.

Drama ini membawa kita ke dalam dunia mereka yang penuh warna dan tradisi unik. Dari cara mereka berbicara, berpakaian, hingga kebiasaan sehari-hari, semuanya disajikan dengan detail yang terasa nyata. Drama ini juga mengeksplorasi keanekaragaman budaya di wilayah Xinjiang, termasuk komunitas Han dan Kazakh, memberikan wawasan yang jarang ditemukan di drama lain.

To the Wonder dengan cermat mencerminkan keragaman budaya Xinjiang dengan menampilkan kehidupan dan pengalaman berbagai komunitas etnis, terutama populasi Han dan Kazakh. Drama ini mengikuti kisah Li Wen Xiu, seorang gadis Han dari Altay, yang bercita-cita menjadi penulis di kota besar. Perjalanan hidupnya menyoroti kontras antara ambisi urban dan nilai-nilai tradisional dari latar belakang desa yang ia tinggalkan.

Namun, ini bukan hanya kisah tentang individu, melainkan tentang masyarakat secara keseluruhan. Dengan pendekatan yang sangat memperhatikan detail budaya, drama ini mengajak penonton untuk mengenal lebih dalam kehidupan suku-suku minoritas yang jarang mendapatkan sorotan. 

Penggambaran kehidupan suku Kazakh, yang dikenal dengan tradisi pengembalaannya, dan masyarakat Han, yang berjuang menjaga identitas mereka di tengah perubahan zaman, menjadi aspek yang menarik. Ini mengungkapkan bagaimana berbagai kelompok etnis di Xinjiang berinteraksi, saling memahami, dan berjuang bersama dalam menghadapi tantangan kehidupan.


Menyelami Kehidupan Suku Kazakh di To the Wonder


Salah satu daya tarik utama dalam To the Wonder adalah penggambaran kehidupan suku Kazakh yang sangat mendalam dan autentik. Betul, Sahabat tidak salah dengar dan tidak salah tafsir, ini adalah suku yang secara fisik mirip dengan orang-orang dari Kazakstan alih-alih dari China. 

Suku Kazakh, yang sebagian besar bermukim di wilayah Xinjiang, dikenal dengan kehidupan nomaden dan tradisi pengembalaan mereka. Dalam drama ini, kita diajak untuk menyelami kehidupan mereka melalui karakter-karakter yang berasal dari latar belakang Kazakh, serta bagaimana budaya mereka berinteraksi dengan budaya Han yang lebih modern.

Drama ini menghidupkan tradisi suku Kazakh, dari cara mereka berbicara dalam bahasa Kazakh yang terdengar mirip dengan bahasa Rusia, hingga kebiasaan mereka yang masih mempertahankan cara hidup tradisional, seperti menggembala kambing dan domba di padang rumput yang luas.

Dalam cerita To the Wonder, Li Wen Xiu berinteraksi dengan karakter-karakter Kazakh yang memberikan gambaran jelas tentang tantangan hidup mereka sebagai masyarakat yang masih mempertahankan tradisi, meskipun berada di tengah-tengah dunia yang semakin global.

Li Wen Xiu, sebagai gadis Han dari Altay, sering kali merasa terasing antara dua dunia yang sangat berbeda: ambisi urban dan kehidupan tradisional di desanya. Namun, ia menemukan kedekatan dengan karakter-karakter Kazakh yang memperkenalkan cara pandang hidup yang lebih sederhana namun penuh makna. Melalui perjalanan ini, Li Wen Xiu belajar tentang pentingnya kekeluargaan dan tradisi, yang mungkin ia anggap ketinggalan zaman, namun sebenarnya menjadi sumber kekuatan bagi banyak orang di komunitas tersebut.

Selain itu, hubungan antara masyarakat Han dan Kazakh digambarkan dengan sangat kaya, memunculkan dinamika yang kompleks, namun penuh rasa saling menghormati. Di cerita ini juga, Sahabat akan belajar bahwa masyarakat minoritas Kazakh adalah masyarakat muslim yang hidup dengan tradisi dan agamanya. Nama-nama orang Kazakh juga berbau Islam seperti Sultan, ayah Batay yang wajahnya Eropa sekali. 

Suku Kazakh dalam To the Wonder tidak hanya digambarkan sebagai masyarakat yang terisolasi atau berbeda, tetapi juga sebagai bagian integral dari kehidupan sosial dan budaya Xinjiang. Interaksi mereka dengan karakter utama memberi gambaran tentang betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara memelihara tradisi dan menghadapi dunia yang terus berubah.


Sederhana Tapi Mengena

Jangan berharap cerita yang penuh plot twist rumit. To the Wonder hadir dengan alur yang sederhana, namun justru itu yang membuatnya begitu mengena. Kisah Li Wen Xiu yang berjuang untuk meraih mimpinya menjadi penulis di kota besar, hanya untuk kembali ke desanya dan bekerja di toko ibunya, terasa begitu dekat dengan kehidupan nyata. Drama ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sering kali ditemukan dalam hal-hal kecil dan sederhana.

Kehidupan Li Wen Xiu dan Batay terasa realistis karena keduanya memberikan kita gambaran tentang banyak orang yang harus mengorbankan impian demi menjalani tanggung jawab keluarga atau menghadapi kenyataan yang jauh dari harapan. 

Drama ini mengangkat tema tentang bagaimana keluarga dan asal-usul seringkali mempengaruhi pilihan hidup kita, meskipun kita memiliki cita-cita yang besar. Ini adalah kisah universal yang banyak orang bisa relate, tanpa perlu plot yang berbelit-belit atau konflik besar yang menguras emosi. Kisah sederhana ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan bisa ditemukan dalam kebersamaan, bahkan dalam situasi yang sederhana sekalipun.


Pesona Aktor Utama

Batay

Salah satu poin menarik yang wajib dibahas adalah pemeran utama prianya yang memikat! Batay, diperankan oleh Yu Shi, berhasil mencuri perhatian dengan karisma luar biasa dan kemampuan akting yang memukau. Sebagai seseorang yang bukan berasal dari suku Kazakh, usahanya mempelajari bahasa Kazakh patut diacungi jempol. Kemahirannya menunggang kuda serta auranya yang sangat natural sebagai anggota suku minoritas benar-benar menghidupkan karakter Batay dalam drama ini. Chemistry-nya dengan lawan main terasa begitu alami, menambah kedalaman cerita.

Tak hanya itu, Yu Shi juga menunjukkan keahliannya dalam berkuda, menciptakan hubungan yang erat dengan kuda-kuda yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya suku Kazakh. Penampilannya dengan rambut panjang yang natural semakin memperkuat kesan otentik karakternya.

Di sisi lain, Zhou Yiran sukses memerankan Li Wen Xiu dengan sangat apik. Karakter ini terasa manusiawi dan dekat di hati penonton berkat pembawaan Zhou Yiran yang sederhana namun penuh pesona. Ia berhasil menggambarkan kepolosan seorang anak muda dari suku Han yang memiliki jiwa petualang.

Chemistry antara Batay dan Li Wen Xiu juga menjadi sorotan. Dalam setiap adegan, penonton dapat merasakan perjuangan kedua karakter ini untuk saling memahami, melewati berbagai perbedaan, dan menemukan tempat mereka di dunia yang penuh tantangan. Hubungan emosional yang kuat ini membuat cerita terasa lebih hidup dan menyentuh.

zhou yiren

Bahasa Asing yang Menarik

Satu hal lain yang tak kalah menarik adalah penggunaan bahasa lokal dalam beberapa adegan. Ini menjadi pengingat bahwa China adalah negara yang sangat luas dengan ratusan suku dan bahasa selain Mandarin. Drama ini menyertakan unsur bahasa lokal dari Xinjiang, memberikan dimensi tambahan dalam memahami keragaman budaya dan linguistik yang luar biasa di wilayah tersebut.

Penggunaan bahasa lokal, terutama bahasa Kazakh, menambah kedalaman pada penggambaran kehidupan sehari-hari suku-suku di Xinjiang. Bahasa yang digunakan bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga mencerminkan kedekatan karakter dengan budaya mereka. Ini memberi penonton kesempatan untuk lebih memahami dan menghargai keragaman bahasa yang ada, sebuah aspek yang seringkali terabaikan dalam banyak produksi drama lainnya.


Adaptasi dari Karya Sastra

Drama ini diadaptasi dari bab tentang pernikahan dalam novel My Altay karya Li Juan. Sentuhan sastra ini memberikan kedalaman pada narasi, menjadikan To the Wonder tidak hanya sebuah drama, tetapi juga penghormatan terhadap karya sastra modern China. Disutradarai oleh Teng Congcong, drama ini berhasil menggambarkan perjuangan untuk mengejar mimpi sambil menghadapi realitas sosial dan tanggung jawab keluarga.

Adaptasi ini menambah bobot emosional dalam cerita.  Drama ini menggambarkan bagaimana tradisi dan hubungan sosial membentuk takdir individu. Konflik antara keinginan pribadi dan kewajiban terhadap keluarga dan masyarakat menjadi inti dari cerita ini, menjadikannya lebih dari sekadar kisah tentang mimpi, tetapi juga tentang pemahaman dan penerimaan terhadap tradisi yang telah mengakar.


Kesimpulan: Drama yang Layak Ditonton

To the Wonder bukan hanya drama, tapi sebuah perjalanan. Perpaduan antara sinematografi yang memukau, cerita yang menyentuh, dan eksplorasi budaya yang kaya menjadikannya tontonan yang berkesan. Jika Sahabat ingin drama yang tidak hanya menghibur tetapi juga memperkaya wawasan, To the Wonder adalah pilihan sempurna. Yuk nonton yuk :D


Referensi
https://www.chinaxiantour.com/

Post a Comment

0 Comments

advertise