Bika Ambon selalu menjadi jajanan yang istimewa buat saya, meski sebenarnya, rasanya dulu tidak terasa wah di lidah kecil saya. Tapi ada sesuatu yang membuat kue ini selalu spesial—karena almarhumah Mama saya sangat suka membawakannya pulang.
Saya rasa, ini adalah salah satu kue favorit beliau. Seingat saya beliau selalu membeli Bika Ambon dari toko kue. Saya tidak akan lupa ketika pertama kali Mama mengenalkan nama kue tersebut. Buat saya namanya lucu. Bentuknya juga khas, kuning bergaris-garis (berserat).
Sekarang, setelah bertahun-tahun berlalu, saya sadar kalau Bika Ambon ini bukan hanya kue biasa, tapi bagian dari kenangan saya bersama Mama. Sayangnya, di tempat saya tinggal sekarang, hampir mustahil menemukan Bika Ambon. Rasanya sudah lebih dari 10 tahun saya tidak pernah mencicipinya lagi. Dulu, kue ini sempat menjadi primadona di kotak-kotak snack acara hajatan, tapi sekarang entah kenapa seakan menghilang, digantikan oleh kue-kue kekinian.
Kisah Bika Ambon yang Sebenarnya Bukan dari Ambon
Kalau mendengar nama "Bika Ambon," saya dulu sempat berpikir, ini kue asal Ambon? Ternyata salah besar! Bika Ambon justru asli dari Medan, Sumatera Utara. Konon katanya, nama "Ambon" berasal dari nama jalan di Medan tempat kue ini pertama kali populer dijual, yaitu Jalan Ambon. Jadi, Bika Ambon dan Medan itu seperti sahabat sejati yang tak terpisahkan.
Sebagian orang percaya bahwa dahulu di Medan ada sebuah wilayah bernama Amplas yang terbagi menjadi dua bagian, barat dan timur sungai. Bagian timur ini sering disebut "Kebon" karena memang banyak kebun di sana. Sahabat kita Travel Blogger Medan, mungkin bisa share apakah pendapat masyarakat ini benar adanya. Karena dari sinilah, konon katanya, kue Bika pertama kali dikenal, dibawa oleh pendatang dari Jawa yang kemudian memasarkan kue ini di Medan.
Kue ini punya tekstur yang sangat unik. Kalau Anda perhatikan, bagian dalamnya penuh dengan lubang-lubang kecil yang membuatnya kenyal, empuk, dan sedikit seperti "melenting" saat digigit. Rahasianya terletak pada penggunaan air nira yang dicampur dengan santan. Proses pembuatannya juga agak rumit, melibatkan fermentasi yang pas untuk mendapatkan tekstur dan aroma yang khas.
Bika Ambon asli dari Medan juga punya cita rasa yang tidak terlalu manis, jadi tidak bikin eneg. Ada beberapa varian rasa modern seperti durian, pandan, dan keju, tapi yang klasik tetap juara di hati banyak orang.
Lubang-lubang kecil atau rongga pada kue Bika Ambon menjadi bukti bahwa proses pembuatannya tidaklah sederhana. Untuk menghasilkan Bika Ambon yang sempurna, waktu yang dibutuhkan bisa mencapai hingga 12 jam.
Jika dibuat dengan cara tradisional dan untuk mencapai hasil terbaik, ada beberapa aturan khusus yang harus diperhatikan. Misalnya, telur yang digunakan harus benar-benar segar, yaitu baru diambil dari induknya sehari sebelum digunakan. Air kelapa yang dipakai pun harus berasal dari kelapa yang tumbuh di daerah pantai. Langkah-langkah ini dilakukan agar kue Bika Ambon dapat mengembang sempurna dan tidak menjadi bantat.
Meski proses pembuatannya panjang dan penuh perhatian pada detail, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Bika Ambon sebenarnya cukup sederhana. Hanya diperlukan bahan seperti tepung sagu, tepung terigu, air kelapa, ragi, santan, telur, gula pasir, dan vanili. Jika ingin menambahkan cita rasa tertentu, ekstrak perasa bisa dimasukkan untuk memberikan variasi rasa.
Mencari Bika Ambon di Medan
Kalau suatu hari saya diberi kesempatan untuk mengunjungi Medan, saya pasti akan langsung mencari Bika Ambon asli di sana. Menurut cerita banyak orang, Bika Ambon terbaik bisa ditemukan di kawasan Jalan Majapahit, Medan. Di jalan ini, berjajar toko-toko yang menjual Bika Ambon dengan aroma khas yang menyeruak dari dalam toko.
Beberapa nama yang sering direkomendasikan adalah Bika Ambon Zulaikha dan Bika Ambon Raz. Katanya, kalau mau beli yang fresh, pastikan datang pagi atau menjelang siang, karena biasanya stok cepat habis, terutama saat musim liburan. Uniknya lagi, di toko-toko ini Anda bisa mencium aroma bika ambon yang baru keluar dari oven, sesuatu yang pastinya bikin nostalgia dan ngiler bersamaan.
Kenapa Bika Ambon Bisa Jadi Ikon?
Saya rasa, salah satu alasan Bika Ambon menjadi ikon Medan adalah karena kue ini memadukan bahan tradisional Indonesia dengan proses pembuatan yang unik dan penuh ketelitian. Kue ini juga tahan lama, sehingga sering dijadikan oleh-oleh favorit dari Medan. Tidak heran, banyak wisatawan yang berburu Bika Ambon sebelum meninggalkan kota tersebut.
Saya sering membayangkan, jika suatu hari saya bisa pergi ke Medan dan mencicipi Bika Ambon asli, mungkin rasanya akan membawa saya kembali ke masa kecil, saat Mama masih ada. Mungkin saya akan duduk di sana, menikmati sepotong Bika Ambon hangat sambil memejamkan mata, meresapi kenangan manis yang tersimpan di dalam setiap gigitan kue ini.
Bagaimana menurut Sahabat? Pernah mencoba Bika Ambon asli Medan atau mungkin ada cerita nostalgia tersendiri tentang kue ini? Bagi saya, Bika Ambon bukan sekadar kue, tapi pengingat bahwa makanan memang punya kekuatan untuk membawa kita kembali ke masa lalu, ke momen-momen yang kita rindukan.
Referensi
https://pariwisata.pemkomedan.go.id/
https://www.tempo.co/
0 Comments