Penantian saya tak sia-sia, dua aktor dan aktris favorit saya, Lin Yi dan Shen Yue beradu akting di drama terbaru mereka yang berjudul Smile Code, drama romantis dengan genre psikologi yang membahas tentang Alexithymia. Pertama kali saya menemukan akting keduanya di satu layar di film remaja yang berjudul "One Week Friend".
Drama genre psikologi sudah banyak tayang. Genre ini sebenarnya bukan favorit saya. Karena ada dua bintang yang saya suka, maka saya semangat menontonnya. Tak salah pilihan saya, dari drama ini saya belajar banyak, terutama tentang Alexithymia dan Sedona Method.
Tentang Smile Code : Kisah Unik dengan Sentuhan Komedi dan Emosi yang Tersembunyi
Smile Code mengisahkan perjalanan Gu Yi, seorang wanita ceria dengan impian sederhana untuk membuat orang lain tertawa, dan Liang Dai Wen, seorang desainer furnitur yang kesulitan mengekspresikan emosi karena kondisi alexithymia.
Gu Yi menjalani dua pekerjaan: sebagai editor majalah di siang hari dan komika di malam hari. Di tengah kegagalannya mengejar karier di perusahaan majalah, ia selalu menemukan cara untuk tetap optimis. Namun, hidupnya berubah ketika Dai Wen hadir di salah satu pertunjukan komedinya tanpa menunjukkan reaksi apa pun.
Dai Wen, dengan masa lalu yang penuh trauma, hidup dalam keterbatasan emosional yang membuatnya menjaga jarak dari orang lain. Meski begitu, ia menemukan pelarian dalam pekerjaannya sebagai desainer furnitur, khususnya furnitur untuk penyandang disabilitas, yang mencerminkan perjuangannya untuk menerima dirinya sendiri.
Gu Yi, terpesona oleh Dai Wen sejak pandangan pertama, bertekad untuk membawa kebahagiaan ke dalam hidup pria itu, bahkan jika itu berarti menghadapi banyak rintangan.
Berlatar di kota metropolitan Shanghai, Smile Code menawarkan kisah cinta yang unik, penuh humor, dan sarat makna. Drama ini tidak hanya menghibur dengan romansa dan komedi, tetapi juga menggambarkan perjuangan emosional yang relevan dengan kehidupan nyata. Penonton diajak melihat bagaimana cinta, pengertian, dan ketulusan dapat membantu mengatasi luka batin yang mendalam.
Gu Yi: Komedian dengan Misi Membuka Hati
Pertemuan dengan Dai Wen menjadi awal dari perjalanan emosional yang tidak terduga. Gu Yi menyadari bahwa di balik sikap dingin dan wajah tak berekspresi, Dai Wen menyimpan luka emosional yang dalam. Ia mulai merasa bahwa misinya bukan lagi sekadar membuat Dai Wen tertawa, tetapi juga membantu pria itu mengenali emosi yang selama ini terpendam. Gu Yi adalah gambaran wanita yang berani menghadapi tantangan, tidak hanya untuk cinta tetapi juga untuk membuat perubahan dalam kehidupan seseorang.
Yang membuat karakter Gu Yi menarik adalah ketulusannya. Ia tahu bahwa berhadapan dengan Dai Wen bukanlah perkara mudah. Ada banyak rintangan yang harus dihadapi, mulai dari perbedaan karakter hingga trauma masa lalu Dai Wen. Namun, Gu Yi memilih untuk bertahan. Ketulusannya dalam membantu dan keteguhan hatinya menggambarkan cinta dalam bentuk yang paling murni—bukan sekadar romansa, tetapi juga sebuah keinginan tulus untuk melihat seseorang bangkit dan sembuh. Gu Yi adalah inspirasi bagi siapa saja yang percaya bahwa cinta bisa menjadi kekuatan untuk menyembuhkan.
Liang Dai Wen: Luka Emosi dan Upaya Penyembuhan
Liang Dai Wen adalah karakter yang penuh lapisan, dengan trauma masa kecil yang membentuk kepribadiannya di masa dewasa. Ia bukan hanya pribadi yang tertutup, tetapi juga memiliki kondisi psikologis yang disebut alexithymia. Kondisi ini membuatnya sulit mengenali dan mengungkapkan emosi, sehingga orang di sekitarnya sering salah paham terhadap sikapnya. Dai Wen terlihat dingin, tetapi di balik itu ada dinding emosional yang melindunginya dari rasa sakit masa lalu. Trauma ini juga menjadi alasan mengapa ia sering menghindari hubungan yang terlalu dalam, karena takut melukai hati orang yang dia pedulikan.
Untuk membantu dirinya, Dai Wen berkonsultasi dengan psikolog yang juga menjadi sahabatnya. Ia mencoba mengurai benang kusut emosinya sedikit demi sedikit. Hal ini tercermin dalam pergeseran fokus kariernya—dari seorang desainer furnitur biasa menjadi perancang furnitur khusus untuk penyandang disabilitas. Melalui karyanya, ia berusaha memberi makna pada hidupnya, sambil secara perlahan menerima kekurangan yang selama ini ia anggap sebagai kelemahan. Perjalanannya menuju penerimaan diri adalah salah satu elemen paling menarik dari karakter ini, menggambarkan bagaimana seseorang dapat bangkit dari luka yang dalam untuk menemukan tujuan hidup yang baru.
Apa Itu Alexithymia?
Alexithymia adalah kondisi yang membuat seseorang kesulitan mengenali dan mengungkapkan emosi. Orang dengan gangguan ini mungkin terlihat "dingin" atau "tidak peka," meskipun sebenarnya mereka tetap mengalami emosi seperti orang lain. Tantangan utamanya adalah mereka sering tidak bisa membedakan apakah mereka merasa bahagia, marah, atau sedih.
Alexithymia sering terkait dengan pengalaman traumatis, terutama yang terjadi selama masa kanak-kanak. Sebagai mekanisme bertahan hidup, beberapa anak memblokir kemampuan untuk mengenali atau mengungkapkan emosi mereka. Akibatnya, mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang kesulitan memahami perasaan mereka sendiri. Dalam drama ini, ditampakkan ada beberapa fragmen masa kecil Dai Wen yang traumatis.
Orang dengan alexithymia cenderung mengalami kesulitan memahami emosi orang lain, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan tantangan dalam hubungan interpersonal. Mereka sering dianggap "dingin" atau tidak peduli, meskipun kenyataannya mereka berjuang untuk mengekspresikan diri. Dalam hubungan sosial atau romantis, seperti yang dialami Liang Dai Wen dalam Smile Code, kondisi ini dapat menimbulkan kesalahpahaman karena ekspresi emosi yang tidak sesuai konteks.
Hal yang menarik dari Smile Code adalah cara drama ini menggambarkan alexithymia secara manusiawi. Bukan sekadar memperlihatkan sisi sulitnya, tetapi juga menonjolkan bagaimana Dai Wen berusaha menghadapi tantangan emosionalnya. Perjuangannya untuk membuka diri dan menemukan cinta mencerminkan keberanian yang menyentuh hati. Drama ini bukan hanya menghibur, tetapi juga memberikan wawasan mendalam tentang kondisi yang jarang dibahas dalam cerita romantis-komedi.
Menariknya, ada pendekatan yang dapat membantu individu dengan alexithymia, seperti metode Sedona. Metode ini berfokus pada pelepasan emosi melalui langkah-langkah sederhana: mengenali, menerima, lalu melepaskannya. Meskipun tidak secara langsung menyembuhkan alexithymia, pendekatan ini bisa menjadi langkah awal bagi mereka untuk mulai memahami dan menghubungkan diri dengan emosi mereka.
Law of Attraction, yang mengajarkan bahwa pikiran dan perasaan positif dapat menarik pengalaman positif dalam hidup, memiliki kesamaan dengan prinsip-prinsip Sedona Method. Ketika seseorang mulai melepaskan perasaan yang menghalangi mereka, mereka membuka diri terhadap pengalaman emosional yang lebih baik, yang pada gilirannya membawa perubahan positif. Smile Code secara tidak langsung menggambarkan pentingnya upaya seperti ini, menunjukkan bahwa dengan dukungan dan dedikasi, perubahan itu mungkin terjadi.
Harapan dan Tantangan di Tengah Perjuangan Cinta
Perjalanan Gu Yi dan Dai Wen dalam Smile Code bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang bagaimana dua orang yang sangat berbeda bisa saling membantu dan berkembang bersama. Gu Yi, meskipun menghadapi banyak rintangan, tetap percaya bahwa cinta dan dukungannya dapat membantu Dai Wen keluar dari kesulitan emosionalnya. Drama ini mengajarkan kita bahwa cinta bukan sekadar tentang romansa, tetapi juga tentang penyembuhan, penerimaan diri, dan belajar mengerti perasaan orang lain.
Kisah mereka memberi kita pelajaran berharga tentang pentingnya ketulusan dan dukungan dalam sebuah hubungan. Walaupun perjalanan mereka masih penuh tantangan, kisah ini sudah memberikan banyak wawasan tentang bagaimana kita bisa lebih memahami diri kita sendiri dan orang di sekitar kita. Harapan dan perjuangan mereka menunjukkan bahwa dengan sabar, tulus, dan saling mendukung, perubahan yang positif dalam hubungan itu mungkin terjadi. Smile Code tidak hanya menghibur, tetapi juga mengingatkan kita bahwa cinta bisa menjadi jalan menuju penyembuhan.
5 Comments
Tema Alexithymia ini cukup menarik untuk diangkat menjadi sebuah drama sehingga banyak orang yang mencari tahu apa sebenarnya dengan kondisi Alexithymia ini.
ReplyDeleteUdah gitu di cerita Smile Code ini kerennya mempertemukan dua karakter yang saling bertolak belakang yang kemudian beriringan untuk saling menjadi support system satu sama lainnya
Menarique. Aku suka film atau drama dengan sentuhan edukasi begini, nggak meluly tentang percintaan tapi banyak pelajaran di dalamnya. Aku serius pengen nonton smile code, penasaran juga bagaimana prilaku alexithymia sebenarnya sedingin apa. Btw, berapa episode mbak?
ReplyDeleteKenapa yaa film korea, jepang itu seru-seruu bangeeet. Ceitanya juga gak pasaran.😃
ReplyDeleteDari baca sinopsisnya jd kebaca kalau ketulusan dan dukungan dalam sebuah hubungan itu penting sekali. Jadi pengen nonton juga deh dracin ini, apalagi salah fokus sama pemeran utama prianya hihihi
ReplyDeleteCinta itu keajaiban bisa mengubah segalanya, bisa memberi kekuatan bahkan penyembuhan.
ReplyDelete