Indonesia kini memiliki presiden baru, dan sudah tentu akan ada sejumlah perubahan yang terasa dalam berbagai aspek, dari kebijakan hingga harga kebutuhan pokok. Bahkan sebelum pelantikan, sudah muncul wacana tentang pengurangan subsidi pada beberapa barang penting, seperti tarif BPJS, listrik, Elpiji 3 kg, dan tarif kereta.
Sebagai ibu rumah tangga, saya mungkin tidak selalu mendalami perkembangan politik dan ekonomi, namun tetap penting bagi saya untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga agar siap menghadapi berbagai kemungkinan. Pergantian pemimpin bisa membawa dampak pada banyak sisi kehidupan kita, termasuk kondisi finansial rumah tangga, jadi persiapan tetap diperlukan.
Lalu, apa yang bisa kita lakukan ya untuk mempersiapkan keuangan keluarga? Tak perlu memikirkan hal yang terlalu rumit. Mau tahu apa langkah sederhana yang bisa kita terapkan untuk menjaga kestabilan keuangan? Mulai dari memastikan tabungan darurat, mengatur anggaran dengan lebih bijak, hingga memanfaatkan peluang bantuan atau promo yang tersedia. Yuk, cek bersama apakah tujuan keuangan kita sudah siap menghadapi perubahan.
1. Pastikan Tabungan Darurat Sudah Siap
Inilah hal maha penting yang juga maha berat. Mempunyai tabungan darurat. Yes, inilah salah satu hal yang sangat penting untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga. Fungsinya sebagai cadangan untuk situasi yang tak terduga, misalnya jika ada anggota keluarga yang jatuh sakit, harga kebutuhan pokok tiba-tiba naik, atau bahkan bila ada pengeluaran tak terduga lainnya seperti biaya perbaikan rumah atau kendaraan. Dengan memiliki tabungan darurat, kita bisa menghadapi situasi mendesak tanpa harus memotong anggaran kebutuhan utama atau mengandalkan utang.
Sebaiknya, tabungan darurat ini bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga selama beberapa bulan tanpa pemasukan, terutama bagi yang penghasilannya tidak selalu tetap atau yang mungkin perlu waktu untuk mencari sumber pemasukan baru.
Seperti saya dan suami yang bukan pegawai kantoran, dan pendapatan bulanan kami fluktuatif, maka wajib memiliki tabungan darurat. Menurut para ahli keuangan, idealnya tabungan darurat ini bisa menutupi pengeluaran rumah tangga selama 3 hingga 6 bulan. Artinya, jika pengeluaran bulanan keluarga kita katakanlah sekitar Rp 3 juta, kita disarankan memiliki tabungan darurat sebesar Rp 9 juta hingga Rp 18 juta.
Tabungan darurat ini juga sebaiknya disimpan di tempat yang mudah diakses dan tidak bercampur dengan uang kebutuhan sehari-hari. Kita bisa menabungnya di rekening tabungan terpisah. Bisa juga Sahabat simpan dalam bentuk rekening tabungan biasa tanpa ATM atau deposito. Dengan begitu, kita tidak tergoda untuk menggunakannya untuk keperluan lain, dan tabungan ini siap digunakan kapan saja saat keadaan mendesak terjadi.
Membangun tabungan darurat memang membutuhkan waktu, terutama jika dimulai dari nol. Untuk mempermudah, kita bisa mulai menyisihkan sejumlah kecil dari penghasilan setiap bulan dan menambahnya secara konsisten. Misalnya, jika kita menyisihkan Rp500 ribu setiap bulan, dalam setahun kita sudah punya Rp6 juta, yang tentu sudah menjadi awal yang baik. Jangan terburu-buru, karena yang penting adalah konsistensi. Lama-kelamaan, tabungan darurat akan terisi dengan sendirinya dan memberikan rasa aman bagi keluarga kita.
Walau namanya tabungan darurat, tetapi bukan berarti kita berharap hal buruk akan terjadi ya. Big NO. Ingat, memiliki tabungan adalah langkah antisipasi yang bijak. Dengan adanya dana cadangan, kita bisa lebih tenang menghadapi perubahan dan ketidakpastian di masa mendatang, terutama dalam kondisi ekonomi yang bisa dipengaruhi oleh kepemimpinan baru di negara kita.
2. Atur Ulang Anggaran Bulanan
Saat pergantian kepemimpinan negara, biasanya banyak orang yang merasa perlu mengatur ulang keuangan mereka untuk menghadapi perubahan biaya hidup yang mungkin terjadi. hal ini sebenarnya dilakukan karena kita perlu memastikan pengeluaran tetap sesuai kebutuhan dan tidak ada pemborosan. Memantau dan menyusun anggaran dengan baik dapat membantu kita menggunakan uang dengan lebih bijak, terutama jika ada kenaikan harga pada kebutuhan pokok atau pengeluaran mendadak yang tak terhindarkan.
Untuk mengatur ulang anggaran maka Sahabat harus rajin mencatat semua pengeluaran utama keluarga. Mulai dengan mencatat kebutuhan pokok yang memang harus dipenuhi setiap bulannya, seperti bahan makanan, biaya sekolah atau keperluan pendidikan anak, listrik, air, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Jangan lupa jajan walau sedikit seperti jajan cilok dan es krim untuk anak pun harus dicatat ya. Dengan mengetahui rincian pengeluaran, maka kita terbantu untuk memahami prioritas dan melihat berapa besar dana yang perlu kita alokasikan untuk kebutuhan dasar.
Setelah mengetahui pengeluaran pokok, kita bisa mulai melihat pengeluaran lainnya yang mungkin bisa dikurangi atau disesuaikan. Misalnya, jika biasanya kita sering makan di luar atau memesan makanan online, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk mengurangi kebiasaan tersebut dan lebih sering memasak di rumah. Selain lebih hemat, memasak di rumah juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk seluruh anggota keluarga dan bisa menambah variasi makanan sehat di rumah.
Selain itu, periksa juga keperluan-keperluan sekunder yang mungkin masih bisa dihemat. Misalnya, jika ada langganan aplikasi streaming atau layanan lain yang tidak terlalu sering digunakan, pertimbangkan untuk mengurangi atau menghentikannya sementara. Memangkas pengeluaran seperti ini dapat memberikan kita lebih banyak ruang untuk menyisihkan dana ke tabungan darurat atau memenuhi kebutuhan utama.
Menurut para ahli, baiknya evaluasi anggaran ini dilakukan secara berkala, misalnya setiap bulan atau setiap tiga bulan. Dengan begitu, kita bisa terus menyesuaikan pengeluaran sesuai dengan kebutuhan dan kondisi terkini. Dengan anggaran yang lebih terstruktur, kita dapat lebih tenang dalam menghadapi perubahan yang mungkin terjadi di bawah kepemimpinan presiden baru.
3. Siapkan Dana Pendidikan Anak Sedini Mungkin
Biaya pendidikan adalah salah satu pengeluaran terbesar yang harus dipersiapkan oleh orang tua. Setuju ya? Setiap tahunnya, biaya sekolah, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, terus meningkat. Semakin cepat kita mempersiapkan dana pendidikan anak, semakin ringan beban yang harus ditanggung saat mereka memasuki usia sekolah. Dengan perencanaan yang matang, kita bisa membantu anak-anak mendapatkan pendidikan terbaik tanpa harus khawatir soal biaya yang harus dikeluarkan nanti.
Bagi orang tua yang memiliki anak masih kecil, ini adalah momen yang tepat untuk mulai menyisihkan dana pendidikan sedikit demi sedikit. Meskipun mungkin belum banyak, menyisihkan sejumlah kecil setiap bulan akan sangat membantu jika dilakukan secara konsisten. Untuk memudahkan, kita bisa membuka rekening tabungan khusus pendidikan anak. Pisahkan rekening ini dari tabungan sehari-hari agar lebih fokus, dan anggaplah ini sebagai investasi jangka panjang bagi masa depan anak.
Jangan lupa penting untuk selalu memonitor dan meninjau perkembangan dana pendidikan ini secara berkala. Dengan melakukan cek secara berkala, kita bisa memastikan bahwa dana yang terkumpul sesuai dengan target yang kita harapkan. Jika ada perubahan kondisi atau target, kita masih memiliki cukup waktu untuk menyesuaikan rencana. Membentuk dana pendidikan bukan hanya soal menabung, tetapi juga soal mempersiapkan masa depan anak dengan baik.
Jikalau kemudian ada wacana pendidikan gratis, jangan tergoda untuk berhenti menabung atau mempersiapkan dana pendidikan. Walau nanti terealisasik pun Sahabat harusnya mengalokasikan dana yang sudah terkumpul untuk pos lain, misalnya untuk menambah dana darurat.
4. Tentukan Prioritas Keuangan Keluarga
Sebagai keluarga, kita tentu memiliki berbagai kebutuhan, keinginan, dan rencana yang ingin dicapai. Namun, tidak semua hal bisa diwujudkan secara bersamaan. Karenanya, penting sekali kita untuk menetapkan prioritas keuangan dari mana yang paling utama ke yang bisa ditunda. Dengan memiliki prioritas, kita bisa mengelola pengeluaran dan memastikan bahwa dana yang kita miliki dialokasikan ke hal-hal yang benar-benar mendukung kesejahteraan keluarga.
Lalu, bagaimana caranya? Langkah pertama dalam menentukan prioritas keuangan keluarga adalah membuat daftar kebutuhan utama yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Biasanya yang jadi prioritas bagi keluarga adalah dana pendidikan anak, lalu tabungan untuk renovasi rumah, atau bahkan dana untuk liburan sederhana. Tapi, tentu saja Sahabat, prioritas dan kebutuhan tiap keluarga berbeda ya.
Menetapkan prioritas keuangan tidak hanya membantu kita dalam pengelolaan anggaran ya Sahabat, tetapi juga membantu menciptakan tujuan yang jelas untuk keluarga. Setiap kali ada tambahan pemasukan, kita bisa menyalurkannya ke pos prioritas sesuai dengan urutan yang telah ditentukan. Dengan cara ini, keluarga dapat lebih fokus pada pencapaian tujuan yang paling penting, sehingga kesejahteraan keluarga pun dapat meningkat secara bertahap.
5. Manfaatkan Program atau Diskon yang Ditawarkan Pemerintah atau Toko
Setelah pergantian presiden, biasanya muncul beberapa program baru atau bantuan dari pemerintah yang ditujukan untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Program-program ini bisa beragam bentuknya, mulai dari bantuan pendidikan anak, subsidi bahan pangan, hingga program untuk mendukung usaha kecil. Sebagai keluarga, kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengurangi beban pengeluaran atau untuk mendapatkan tambahan bantuan sesuai dengan kebutuhan kita.
Saya adalah ibu yang selalu memantau informasi beasiswa untuk pendidikan anak mulai usia SD. Selain informasi ini tentu banyak lagi informasi terkait program atau bantuan yang tersedia. Jangan kalah gercep dengan ibu-ibu yang lain ya Sahabat.
Semakin mudah kita mendapatkan informasi, maka cari dengan detil, jelas sumbernya, dan bisa juga bertanya pada penerima bantuan tersebut. Saya yakin Sahabat sudah tahu sumber-sumber informasi ini.
Selain program dari pemerintah, banyak toko atau supermarket yang menawarkan diskon dan promo bulanan yang bisa kita manfaatkan. Pastikan untuk selalu mencari tahu kapan diskon besar diadakan, misalnya pada akhir bulan atau saat ada perayaan tertentu. Menggunakan promo atau diskon untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, perlengkapan rumah, atau kebutuhan anak bisa membantu kita menghemat pengeluaran bulanan secara signifikan.
Tidak hanya itu, sekarang banyak platform belanja online yang juga menawarkan berbagai promo menarik, seperti potongan harga atau cashback untuk pembelian tertentu. Dengan memanfaatkan promo ini, kita bisa mendapatkan barang dengan harga lebih terjangkau. Sekali lagi, saya yakin pasti Sahabat Namun, tetap bijak dalam memanfaatkan diskon atau promo ini dan pastikan bahwa kita hanya membeli barang yang memang dibutuhkan, agar pengeluaran tetap terkendali.
Mengikuti dan memanfaatkan program atau diskon seperti ini tidak hanya membantu mengurangi pengeluaran, tetapi juga bisa memberikan keleluasaan finansial. Dengan begitu, kita dapat mengalokasikan lebih banyak dana ke kebutuhan prioritas atau tabungan keluarga.
Kesimpulan
Sebagai penutup, menghadapi presiden baru berarti bersiap untuk berbagai perubahan yang mungkin terjadi, termasuk dalam kondisi ekonomi yang bisa berdampak pada keuangan keluarga. Dengan membuat rencana keuangan yang matang, kita bisa lebih tenang dalam menyikapi setiap perubahan. Dari menyiapkan tabungan darurat, mengatur ulang anggaran, hingga memastikan dana pendidikan anak, langkah-langkah sederhana ini bisa membantu menjaga kestabilan finansial keluarga dan memberikan rasa aman di masa mendatang.
Ingatlah bahwa mengelola keuangan keluarga adalah proses yang terus berlangsung dan perlu disesuaikan dengan situasi dan prioritas. Dengan tetap konsisten dan fokus pada tujuan keuangan yang utama, kita bisa mencapai kesejahteraan keluarga meskipun ada perubahan di luar kendali kita. Tetap semangat mengatur keuangan keluarga demi mempersiapkan masa depan dengan optimis. Semoga situasi ekonomi negara kita di bawah presiden baru semakin gemilang ya Sahabat.
1 Comments
semoga Indonesia menjadi lebih baik dan berjaya :D
ReplyDelete