Ketika saya ditantang untuk menulis artikel tentang blogger IKN, saya mencoba mencari benang merah antara Palestina, yang sedang menghadapi ujian berat, dan Indonesia. Palestina menjadi sorotan dunia karena warganya menderita akibat penjajahan brutal oleh zionis israel, yang menyerang warga sipil, rumah sakit, tenda pengungsian, dan hampir seluruh wilayah Gaza, bahkan kini meluas hingga Lebanon dan Iran.
Indonesia juga menghadapi tantangan besar, meskipun
situasinya relatif lebih aman. Negara ini sedang diuji dengan berbagai masalah
serius seperti aksi separatis oleh KKB di Papua, pelecehan seksual di
lingkungan pendidikan, bullying, dan krisis mental yang semakin
mengkhawatirkan—semua ini adalah persoalan yang tidak bisa dipandang sebelah
mata.
Sebuah Kisah Ketahanan dan Keberanian
Palestina adalah sebuah bangsa yang dikenal luas atas
ketahanan, keberanian, dan semangat juangnya, meskipun berada di bawah tekanan
penjajahan serta ancaman genosida yang terus menerus. Salah satu kutipan
terkenal berbunyi, "Segala sesuatu sekarang ini buatan Tiongkok, hanya
keberanian yang dibuat di Palestina." Kutipan ini mencerminkan bagaimana
keberanian adalah ciri khas bangsa Palestina, yang telah berulang kali bangkit
setelah dihancurkan, hanya untuk dihadapkan lagi dengan penghancuran yang tak
henti-hentinya.
Peristiwa yang terjadi pasca 7 Oktober 2023 bukanlah sekadar
perang; ini adalah eksterminasi terstruktur dan genosida sistematis yang
menargetkan warga Palestina, dimulai dari Gaza. Gaza adalah wilayah Palestina
yang secara de jure merupakan bagian dari Palestina, tetapi dipenuhi dengan
kehadiran militer Israel. Setelah serangan oleh Hamas, sebuah kelompok yang
mereka sebut sebagai pejuang kemerdekaan Palestina, Israel melancarkan tindakan
represif terhadap warga sipil Palestina dengan dalih memberantas Hamas, yang
oleh Israel dianggap sebagai organisasi teroris.
Sejak 7 Oktober, jumlah korban tewas di Palestina telah
mencapai lebih dari 45 ribu jiwa, angka yang terlalu besar hanya untuk
menghancurkan Hamas. Tindakan Israel bahkan mencakup meracuni sumber air,
memblokir bantuan kemanusiaan, membunuh tenaga medis dan jurnalis, serta
berbagai tindakan bengis lainnya yang menambah penderitaan warga Gaza.
Di tengah penderitaan yang begitu dahsyat, orang Palestina
tetap tegar, tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga bangkit dengan kekuatan
yang luar biasa. Salah satu kunci dari ketahanan ini adalah solidaritas yang
mendalam dan ikatan keluarga yang begitu kuat. Di Palestina, keluarga bukan
sekadar unit sosial terkecil, melainkan fondasi dari seluruh perjuangan mereka.
Saat dunia menyaksikan penindasan dan ketidakadilan, orang Palestina justru
semakin erat dalam kebersamaan. Mereka saling mendukung secara emosional,
mental, dan fisik, memberikan satu sama lain kekuatan untuk terus bertahan di
tengah kehancuran.
Solidaritas di Palestina tidak terbatas pada hubungan
keluarga, tetapi juga mencakup masyarakat luas. Dalam situasi krisis, setiap
orang menjadi bagian dari keluarga besar yang saling melindungi. Di setiap
sudut Gaza, kita dapat melihat bagaimana warga saling membantu—berbagi makanan,
tempat tinggal, dan bahkan pengorbanan pribadi demi keselamatan orang lain.
Ikatan ini memberikan energi yang luar biasa untuk tetap hidup dan terus
melawan, meskipun segala sesuatu tampak suram.
Keteguhan mental mereka juga menjadi bukti nyata dari
kekuatan karakter yang dibentuk oleh penderitaan bertahun-tahun. Generasi demi
generasi di Palestina tumbuh dalam ketidakpastian, namun tetap berjuang untuk
mempertahankan harapan. Pendidikan tetap menjadi prioritas di tengah kesulitan,
anak-anak tetap belajar di bawah ancaman bom, dan orang tua tetap menanamkan
nilai-nilai keberanian serta ketabahan kepada anak-anak mereka. Ini adalah
bentuk perlawanan mental yang diam-diam tetapi signifikan: tidak menyerah pada
keadaan.
Ketahanan mental dan solidaritas orang Palestina ini telah
menjadi inspirasi bagi banyak bangsa di seluruh dunia. Mereka mengajarkan bahwa
dalam situasi yang paling gelap sekalipun, kekuatan manusia untuk bangkit dari
reruntuhan dan saling mendukung adalah pilar yang tak tergoyahkan. Bagi dunia
yang sering kali terpecah oleh konflik dan ketidakadilan, Palestina menjadi
simbol bahwa meskipun ditekan dari segala arah, harapan dan kekuatan jiwa dapat
bertahan dan bahkan bersinar lebih terang.
Nilai-Nilai Solidaritas dan Gotong Royong
Orang Palestina dikenal karena budaya solidaritas yang sangat kuat, yang juga berakar dari warisan budaya mereka yang kaya. Meskipun telah mengalami pergolakan besar selama abad terakhir, orang Palestina tetap mempertahankan identitas dan tradisi mereka. Banyak dari mereka yang terusir dari rumah, desa, dan kota-kota asal mereka, baik karena konflik maupun penjajahan. Dalam situasi ini, budaya dan tradisi menjadi elemen penting yang menyatukan mereka, baik di tanah air leluhur, kamp-kamp pengungsi, atau di komunitas diaspora di seluruh dunia. Ke mana pun mereka pergi, orang Palestina membawa serta warisan dan identitas bersama, yang menciptakan rasa "rumah" di tengah ketidakpastian.
Kehidupan modern Palestina juga mencerminkan pencapaian yang signifikan di bidang pendidikan, meskipun ada tantangan yang dihadapi. Masyarakat Palestina dikenal memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, dengan banyak profesional di berbagai bidang. Sejak paruh kedua abad ke-20, semakin umum bagi perempuan Palestina untuk bekerja di luar rumah dan terlibat dalam berbagai sektor publik, menunjukkan peran penting perempuan dalam kemajuan sosial.
Dalam konteks pembangunan IKN di Kalimantan Timur, semangat
solidaritas yang kuat ini sangat relevan. Seperti orang Palestina yang saling
menopang meskipun menghadapi perpecahan geografis dan politik, masyarakat
Indonesia, khususnya di Balikpapan dan Kalimantan Timur, juga perlu menanamkan
nilai gotong royong untuk menghadapi tantangan besar pembangunan ibu kota baru.
Pembangunan ini akan membutuhkan kerja sama di berbagai sektor—pemerintah,
masyarakat lokal, hingga pendatang—untuk menciptakan sinergi dan memastikan
keberhasilan proyek ini.
Palestina sendiri adalah rumah bagi berbagai budaya yang telah berkembang selama ribuan tahun, termasuk pengaruh dari Arab, Armenia, Kanaan, Eropa, Yunani, Romawi, dan banyak lagi. Keberagaman ini menciptakan masyarakat yang kaya secara budaya, tetapi tetap memiliki identitas bersama yang kuat. Budaya Palestina juga dikenal dengan kehidupan pastoral para Badui, suku-suku nomaden yang telah lama menjadi bagian dari lanskap sosial di wilayah tersebut. Meskipun banyak yang kini menjalani kehidupan menetap, banyak Badui Palestina yang masih mempertahankan cara hidup pastoral. Komunitas Badui tersebar di Tepi Barat, dengan populasi yang signifikan di Hebron, Yerusalem, Bethlehem, dan Jericho.
Keberagaman budaya ini mengajarkan pentingnya inklusivitas dan toleransi, sesuatu yang juga penting dalam konteks Indonesia yang multikultural. Seperti Palestina yang menjadi titik pertemuan berbagai peradaban, Kalimantan Timur dengan proyek IKN akan menjadi pusat baru yang juga mencerminkan kekayaan budaya dan etnis. Seperti halnya orang Palestina yang tetap bersatu meskipun berbeda latar belakang, masyarakat Indonesia di sekitar IKN dapat belajar dari semangat solidaritas ini untuk hidup berdampingan dalam keberagaman.
Bahasa Arab, yang digunakan dalam dialek Levant oleh orang Palestina, adalah salah satu warisan budaya yang menyatukan mereka. Sejak kedatangan pasukan Arab Islam pada abad ke-7, bahasa Arab menjadi bahasa umum dan membawa budaya Arab lebih dalam ke dalam kehidupan Palestina. Meskipun bahasa dan budaya berubah seiring waktu, Palestina tetap memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan budaya global.
Nilai gotong royong dalam masyarakat Indonesia, khususnya di sekitar IKN, bisa memanfaatkan pelajaran dari Palestina, di mana lahan dan tanah sangat dihargai. Sebagai masyarakat yang sebagian besar bersifat agraris, orang Palestina memiliki hubungan mendalam dengan tanah mereka. Seperti yang diungkapkan oleh penyair Palestina terkenal, Mahmoud Darwish, "Tanah adalah sesuatu yang kita bawa dalam darah kita." Ini mencerminkan bagaimana tanah menjadi simbol kehidupan dan identitas bagi orang Palestina, yang sangat mirip dengan pandangan masyarakat agraris Indonesia tentang tanah sebagai sumber kehidupan dan kebanggaan.
Dengan melihat bagaimana orang Palestina memprioritaskan
solidaritas dalam menghadapi berbagai tantangan, kita bisa mengambil inspirasi
dalam mengelola pembangunan besar seperti IKN. Dengan dukungan semua pihak termasuk influencer Balikpapan, solidaritas yang terbangun dari
warisan budaya, ikatan keluarga yang kuat, dan kerja sama komunitas dapat
menjadi pilar utama dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua
pihak yang terlibat.
Keberanian dalam Menghadapi Perubahan
Perjuangan orang Palestina selama bertahun-tahun juga
mencerminkan keberanian luar biasa dalam menghadapi perubahan yang tidak mudah.
Konflik, pengungsian, dan tekanan dari kekuatan luar memaksa mereka untuk terus
beradaptasi, mencari cara untuk bertahan, dan membangun kehidupan baru di
tengah kekacauan. Keberanian ini tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga
keberanian mental dan emosional untuk tetap berpegang teguh pada identitas,
tradisi, dan harapan akan masa depan yang lebih baik. Mereka telah menghadapi
pergolakan besar yang mengubah kehidupan mereka secara dramatis, namun mereka
terus maju dengan keteguhan hati.
Keberanian yang sama dibutuhkan dalam proyek besar
pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Bagi banyak orang,
perubahan ini sangat menantang. Pembangunan IKN tidak hanya membawa perubahan
fisik dalam bentuk infrastruktur dan tata kota baru, tetapi juga perubahan
ekologis, sosial, dan ekonomi yang mendalam. Ada kekhawatiran tentang dampak
terhadap lingkungan, khususnya hutan Kalimantan yang kaya akan keanekaragaman
hayati, serta tantangan dalam menyatukan berbagai kelompok masyarakat yang akan
terlibat dalam proyek ini.
Namun, seperti yang diajarkan oleh orang Palestina,
keberanian untuk maju dan menghadapi tantangan adalah kunci keberhasilan dalam
setiap perubahan besar. Pindahnya ibu kota bukan hanya soal memindahkan pusat
pemerintahan; ini juga melibatkan upaya membangun masa depan baru bagi
Indonesia. Keberanian masyarakat Indonesia, terutama di Kalimantan Timur,
diperlukan untuk mengatasi ketakutan akan hal-hal baru dan beradaptasi dengan
realitas yang terus berubah. Keberanian ini harus diwujudkan melalui tindakan
konkret, seperti menerima perubahan, bekerja sama, dan mencari solusi yang
inovatif terhadap masalah yang ada.
Sebagaimana Palestina yang menghadapi tantangan dengan
solidaritas dan tekad yang kuat, masyarakat di sekitar IKN juga harus
menunjukkan keberanian dalam menghadapi perubahan sosial dan ekonomi yang akan
datang. Proyek pemindahan ibu kota adalah langkah besar yang membutuhkan
partisipasi dari semua pihak—pemerintah, masyarakat lokal, dan pihak swasta.
Semua harus berani mengambil langkah maju, meskipun risiko dan ketidakpastian
ada di depan mata.
Keberanian ini juga terkait dengan menjaga keseimbangan
antara pembangunan dan pelestarian alam. Seperti orang Palestina yang tetap
mempertahankan tradisi dan tanah mereka meskipun berada di bawah tekanan,
Indonesia juga harus berani mempertahankan kekayaan alam Kalimantan sambil
membangun kota baru yang modern dan berkelanjutan. Perubahan tidak berarti
mengorbankan semua yang ada; ini tentang menciptakan sinergi antara kemajuan
dan kelestarian.
Dengan keberanian untuk menghadapi perubahan, masyarakat
Kalimantan Timur dapat menjadi contoh bagaimana transisi besar dapat dilakukan
tanpa kehilangan jati diri atau merusak lingkungan. Sama seperti perjuangan
Palestina yang penuh dengan tantangan, namun tetap teguh dalam menjaga
identitas dan nilai-nilai mereka, Indonesia juga bisa menghadapi masa depan
dengan keberanian, tekad, dan semangat untuk menciptakan masa depan yang lebih
baik.
Keistimewaan Palestina dalam Pendidikan dan Budaya
Di tengah segala keterbatasan yang mereka hadapi, pendidikan adalah salah satu hal yang tetap dijaga dengan baik oleh orang Palestina. Ketekunan mereka dalam menjaga pendidikan generasi muda, meskipun hidup di bawah tekanan penjajahan, bisa menjadi inspirasi besar, terutama dalam konteks pembangunan IKN di Kalimantan Timur. Data dari Biro Pusat Statistik Palestina mencatat bahwa tingkat buta huruf di wilayah Palestina turun drastis hingga 85% dalam dua dekade terakhir, dan pada tahun 2023 angka ini mencapai hanya 2,1%. Penurunan ini sangat signifikan, terutama di Gaza, yang turun dari 13,7% pada tahun 1997 menjadi hanya 1,9% di tahun ini. Bahkan di kalangan pemuda usia 15-29 tahun, tingkat buta huruf hampir hilang, hanya 0,8%.
Keteguhan Palestina dalam menjaga pendidikan, meskipun mereka berada dalam kondisi yang sangat sulit, bisa menjadi contoh nyata bagi kita dalam membangun sistem pendidikan yang berkelanjutan di wilayah baru ibu kota. Bayangkan jika IKN bisa belajar dari dedikasi Palestina yang berjuang keras mempertahankan pendidikan di tengah segala kesulitan. Kita bisa menanamkan semangat yang sama di Kalimantan Timur—membuat pendidikan menjadi prioritas utama dan memastikan akses yang merata untuk semua, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dalam lingkungan yang mendukung, apapun tantangan yang mereka hadapi.
Tidak hanya soal pendidikan, budaya Palestina yang kaya juga memberikan pelajaran tentang pentingnya mempertahankan identitas dalam situasi yang penuh ketidakpastian. Orang Palestina, meskipun tersebar di seluruh dunia, tetap menjaga tradisi, bahasa, dan nilai-nilai budaya mereka. Ini mengingatkan kita akan pentingnya pelestarian budaya lokal dalam pembangunan IKN. Bagaimana budaya masyarakat Kalimantan, dan juga keragaman budaya Indonesia, bisa disatukan dan dipelihara dengan baik dalam upaya membangun kota yang tidak hanya modern, tetapi juga kaya akan nilai-nilai tradisi.
Melihat bagaimana Palestina mempertahankan pendidikan dan
budayanya di tengah segala keterbatasan, kita bisa mengambil pelajaran untuk
diterapkan dalam pembangunan IKN. Dengan pendidikan yang berkualitas dan budaya
yang terjaga, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik, bukan hanya
untuk wilayah baru ini, tapi juga untuk seluruh Indonesia.
Inspirasi dari Palestina untuk Masa Depan IKN
Mengambil pelajaran dari keistimewaan orang Palestina
memberi kita wawasan yang mendalam tentang bagaimana ketahanan dan semangat
mereka dapat menginspirasi masyarakat Indonesia, terutama dalam menghadapi
tantangan besar dalam pembangunan IKN. Palestina menunjukkan kepada kita bahwa
di tengah kesulitan, persatuan dan pendidikan menjadi kunci untuk bertahan dan
melangkah maju. Mereka berhasil menjaga solidaritas, melestarikan tradisi, dan
terus berjuang untuk masa depan meski dihadapkan pada tekanan yang luar biasa.
Dalam konteks pembangunan IKN, semangat ini sangat relevan.
Masyarakat Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur, bisa belajar dari dedikasi
Palestina dalam mempertahankan pendidikan meskipun dalam kondisi sulit. Ini
menjadi pengingat pentingnya memastikan pendidikan berkualitas sebagai fondasi
pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, nilai-nilai kebersamaan dan gotong
royong yang diperlihatkan oleh orang Palestina juga bisa diterapkan dalam
membangun komunitas baru di IKN—sebuah masyarakat yang solid, saling mendukung,
dan bersatu untuk menghadapi berbagai tantangan sosial, ekologis, dan ekonomi.
Pengalaman orang Palestina juga mengajarkan kita bahwa
setiap perubahan, sekecil apapun, harus dihadapi dengan keberanian dan visi
yang jelas. Seperti Palestina yang tetap menjaga budaya dan identitas meskipun
harus hidup di tempat yang berbeda, Indonesia pun harus mampu merawat kekayaan
budaya lokal Kalimantan sambil terus maju dalam membangun kota yang modern dan
berkelanjutan. Persatuan dalam keragaman, kekuatan dalam pendidikan, dan
keberanian untuk menghadapi tantangan adalah pelajaran berharga yang bisa kita
terapkan untuk menciptakan masa depan Indonesia yang lebih baik melalui proyek
IKN ini.
Dengan demikian, pembangunan IKN bukan sekadar tentang
menciptakan infrastruktur baru, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang
kokoh, berpendidikan, dan siap menghadapi tantangan zaman—seperti yang telah
ditunjukkan oleh semangat orang Palestina. Kita dapat meraih masa depan yang
lebih baik bagi Indonesia jika kita mau belajar, berani mengambil langkah maju,
dan terus berpegang pada nilai-nilai kebersamaan dan pendidikan yang kuat.
Referensi
www.anera.org
www.aa.com.tr/en
19 Comments
Salut banget dengan Palestina kak. Mereka biasa berpendidikan hingga S3. Memang Gaza itu bukan cuma tempat berjuang berperang tapi juga sarana belajar. Banyak perguruan tinggi yang di bom. Gak kebayang mereka gimana di bawah tekanan masih peduli dengan tingkat pendidikan.
ReplyDeletePendidikan memanglah salah satu kunci dari kekuatan saudara kita di Palestina sana. Bagaimana anak-anak berlomba-lomba untuk mampu menghafal Al Quran, pun ketika punya kesempatan untuk pergi sebentar dari tanah air mereka, seringnya tujuannya untuk belajar. Mereka bangsa yang kuat, tangguh lewat pendidikan dan kebersamaan.
ReplyDeletePemindahan ke IKN butuh sekali kerjasama dari berbagai pihak, dan dukungan masyakarat Indonesia. Saya cukup menyayangkan jika ada tokoh yang berpengaruh mencari-cari alasan supaya tidak ada IKN.
ReplyDeleteSedikit banyak, itu menganggu persatuan.
Yes, setuju. Ide pemindahan ibu kota ini sudah final, dikerjakan, dan jika masih diganggu pelaksanaannya maka inilah yang makin memeceh belah bangsa.
Deletesepakat banget kalau kita bisa belajar dari orang Palestina bahwa setiap perubahan, sekecil apapun, harus dihadapi dengan keberanian dan visi yang jelas. Selain itu, rasa sabar dan ketabahan orang Palestina juga bisa menjadi pengingat kita
ReplyDeleteTurut prihatin, memang berita akhir2 ini cukup menyedihkan. Semoga semakin membaik ya mba & dunia damai kembali ❤️
ReplyDeleteMbak..ulasannya bagus sekali. Masya Allah. Saya jadi banyak diingatkan ini terutama tentang inspirasi yang bisa kita dapatkan dari ketahanan dan semangat saudara-sausara kita di Palestina yang dapat menginspirasi masyarakat Indonesia termasuk dalam rencana pemindahan Ibukota
ReplyDeleteAlhamdulillah, terima kasih banyak Mba. Semoga peristiwa memilukan ini jadi pelajaran tentang bagaimana kita, bangsa Indonesia harus bersatu dan saling menguatkan bukan saling menjatuhkan, mengambil keuntungan, dan aneka sifat ketamakan lainnya
DeleteSolidaritas dan gotong royong yang ditunjukkan oleh Palestina menjadi inspirasi untuk menghadapi tantangan yang serupa di Indonesia. Semoga kita bisa belajar dari keteguhan mereka dan menerapkan nilai-nilai ini dalam pembangunan masa depan yang lebih baik.
ReplyDeleteDi Indonesia, Palestina mulai teralihkan dengan kehadiran IKN ya. Apalagi dengan kabinet baru, Palestina semakin mundur dari ingatan. Semoga kita termasuk orang yang selalu mengingat Palestina.
ReplyDeleteSaya pun salut dengan Palestina atas ketegaran dan ketegasannya dalam bersikap, keteguhan imannya memberikan inspirasi kepada dunia termasuk kita muslim di Indonesia bahkan juga meberikaninspirasi untuk pembangunan berkelanjutan di IKN kita
ReplyDeletePalestina bangsa yg hebat, sabar dan kuat
ReplyDeletebahkan dalam derita mereka tetap ingat Rabb nya
kitapin berhutang kepada mereka saat mereka ikut menyatakan kemerdekaan kita
Keberanian dalam menghadapi perubahan dan tetap mempertahankan jadi diri bangsa pada setiap warga negara adalah kunci sebuah keberhasilan suatu bangsa.
ReplyDeleteSalut dengan warga Palestina, gempuran yang diberikan ke mereka tidak merusak tauhidnya, mereka tetap saja menghafal AlQuran dan justru lebih kuat lagi hapalannya
ReplyDeleteSemoga semangat saudara-saudara kita di Palestina bisa kita contoh dalam kehidupan sehari-hari mulai dari level pribadi sampai level bernegara dan semoga Palestina merdeka segera dari cengkeraman pada penjajah Israel
ReplyDeleteSaking lamanya mereka dijajah, mereka udah nggak takut lagi sama penjajah dan peralatan lainnya yang menghancurkan negara mereka. Masya Allah mereka emang sesungguhnya bangsa yang kuat dan berani. Tapi, di Indonesia juga miris yaa sama permasalahan yang terjadi. Banyak banget kriminalisasi sekarang di Indonesia. Apa pengaruh ekonomi juga ya, huhu.
ReplyDeleteTulisan panjang ini memberikan saya pandangan baru yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Emang ada hubungan IKN dan Palestina? Meskipun tidak tersambung secara langsung namun ada benang merah ternyata yaitu di semangat juang dan gotong royong serta sikap perjuangan lainnya.
ReplyDeleteKalau lihat video berseliweran tentang saudara kita di Palestina selalu bikin miris hati. Padahal video yang kita tonton itu sudah banyak yang tidak tersampaikan semua karena dihambat oleh si itu. Kebayang kalau keseluruhan tergambarkan pasti lebih bikin miris lagi
ReplyDeleteBicara tentang Palestina, tak habis-habis kekaguman kita terhadap sikap rakyatnya. Aqidah mereka yg sangat kuat kadang menjadikan diri ini iri sekalipun tak mau berada di posisi mereka sekarang. Jika dibandingkan dengan pembangunan IKN sih, itu kayaknya tidak seimbang, tapi kalau mau mengambil pelajaran atas semangatnya mempertahankan agama dan negaranya, bolehlah.
ReplyDelete