Bakso: Citra Kuliner Khas Indonesia

 

Bakso

Siapa yang tidak suka makan bakso? Sepengetahuan saya, semua orang suka makan bakso tak peduli berapapun umurnya. Walau tidak menggemari, hampir pasti hidangan berkuah ini tidak ditolak.

 

Semenjak saya tinggal di Lawang, Kabupaten Malang, kebiasaan makan makanan pedas bersambal dengan nasi di pagi sampai malam hari, sudah berganti menjadi kebiasaan makan bakso. FYI, menemukan warung bakso lebih mudah daripada menemukan warung lalapan alias penyetan.

 

Walhasil saya sering kelaparan dan tidak menemukan “makanan berat” yang menggugah selera karena sepanjang jalan ditemui penjual bakso. Sungguh berbanding terbalik dengan kondisi di Surabaya. Betapa bakso sangat popular.  

 

Di Malang, jam 7 pagi warung bakso sudah buka. Lebih siang sedikit, sekitar jam 8, bahkan kurang, penjual bakso keliling sudah siap dibeli. Tentu semua penjual bakso punya langganan sendiri dan semua orang punya selera bakso sendiri. Bagaimana dengan para blogger Cianjur, apakah ngebakso pagi-pagi juga?

 

Berbicara tentang bakso, lebih baik saya ulas lengkap hasil pencarian saya tentang makanan nikmat ini. Ternyatam makanan sejuta umat ini punya cerita menarik untuk dikulik.

 

Mengenal Bakso

Bakso adalah hidangan populer di Indonesia yang terdiri dari bola daging yang biasanya terbuat dari daging sapi atau ayam yang dicampur dengan bumbu-bumbu tertentu seperti bawang putih, garam, merica, dan penyedap rasa.


Beberapa variasi bakso juga menggunakan ikan, udang, atau campuran daging sapi dan ikan. Bakso sering dihidangkan dalam kuah kaldu yang lezat, meskipun ada juga variasi bakso goreng yang digoreng hingga renyah. Rasa bakso dapat bervariasi, mulai dari yang pedas, gurih, hingga manis tergantung pada resep dan preferensi lokal.

 

Bakso disajikan dalam mangkuk dengan kuah kaldu, mi, dan beberapa bahan pelengkap seperti tahu, telur, bihun, sayuran, pangsit goreng, saus dan sambal. Orang-orang juga sering menambahkan kecap manis dan cuka sesuai selera.

 

Bakso merupakan bagian integral dari kuliner Indonesia dan sering dianggap sebagai makanan nasional yang disukai oleh berbagai lapisan masyarakat. Rasanya yang gurih dan kuah kaldu yang kaya menjadikannya salah satu hidangan favorit yang sering dicari oleh pecinta kuliner.

 

Asal Mula Bakso

Sejarah bakso memiliki akar yang kuat dalam budaya kuliner Indonesia dan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan kuliner negara ini. Meskipun tidak ada catatan sejarah pasti yang menguraikan asal-usul bakso, hidangan ini telah ada dalam budaya Indonesia selama berabad-abad. Sejarah bakso dapat dilacak melalui perkembangannya dari hidangan sederhana menjadi hidangan yang penuh variasi dan rasa.

 

Ada beberapa teori tentang asal-usul bakso. Sejauh ini tidak ada catatan resmi tentang hal ini. Beberapa teori ini mungkin bisa menjelaskan bagaimana bakso tercipta dan kemudian menjaid salah satu hidangan khas Indonesia yang disuka.

 

Teori Pertama : Bakso dari Baozi

Salah satu teori menyatakan bahwa bakso berasal dari hidangan Tionghoa yang dikenal sebagai "baozi," yaitu bola daging yang dibungkus dalam adonan tepung. Hidangan Tionghoa ini kemudian dikembangkan menjadi apa yang sekarang kita kenal sebagai bakso di Indonesia.

 

Teori Kedua : Bakso dari Meng Bo

Sejarah bakso berasal dari China selatan dan dibawa ke Indonesia oleh para pedagang Tionghoa. Konon, bakso pertama kali dibuat oleh seorang pemuda bernama Meng Bo pada masa Dinasti Ming (1368-1644). Meng Bo ingin memasakkan daging empuk dan lembut untuk sang ibu. Ia terinspirasi dari kue mochi, camilan yang terbuat dari ketan yang ditumbuk agar halus, sehingga makanan ini terasa lembut.

 

Bakso kemudian dibawa ke Indonesia oleh para pedagang Tionghoa yang datang ke Nusantara pada abad ke-17. Bakso awalnya hanya dikonsumsi oleh komunitas Tionghoa di Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, bakso mulai populer di kalangan masyarakat Indonesia.

 

Teori Ketiga : Bakso dari Hokkian


Asal-usul nama "bakso" berasal dari kata "bak-so" (肉酥, Pe̍h-ōe-jī: bah-so͘) yang merupakan cara berbicara dalam bahasa Hokkien yang merujuk pada "daging yang mengembang" atau "daging cincang." Hal ini menunjukkan bahwa bakso memiliki akar dari pengaruh masakan Tionghoa di Indonesia. Pengaruh Tionghoa ini sangat terlihat dalam berbagai hidangan Indonesia seperti bakmi, mie ayam, pangsit, mie goreng, kwetiau goreng, bakso, dan lumpia.

 

Meskipun bakso diambil namanya dari Hokkien Tionghoa, beberapa pakar kuliner berpendapat bahwa kemungkinan besar bakso adalah hasil perpaduan berbagai pengaruh kuliner dari masa kolonial Hindia Timur Belanda. Selain itu, istilah "bola daging" dalam bahasa Indonesia seringkali merujuk pada bakso ala gaya Barat atau Eropa, yang memiliki tekstur dan elastisitas yang berbeda dibandingkan dengan bakso. Sebagai contoh, "bakso Swedia" diterjemahkan sebagai "bola daging Swedia" dalam bahasa Indonesia. Sup dan mi mungkin berasal dari Tiongkok, tetapi bakso kemungkinan memiliki akar dari pengaruh Belanda, yang menjajah Indonesia pada abad ke-19.

 

Perkembangan Bakso

 

Bakso menjadi semakin populer pada abad ke-19 ketika kolonial Belanda berkuasa di Indonesia. Di bawah pengaruh Belanda, bakso mulai dijual sebagai makanan jalanan dan menjadi makanan yang mudah ditemui di berbagai kota. Bakso juga dikenal sebagai makanan yang terjangkau dan lezat.

 

Sejarah bakso mencerminkan kekayaan budaya dan keragaman kuliner di Indonesia. Hidangan ini bukan hanya makanan yang lezat, tetapi juga merupakan bagian dari identitas kuliner Indonesia yang kaya dan beragam. Bakso terus berkembang, mempertahankan daya tariknya sebagai makanan favorit yang disukai oleh banyak orang di seluruh dunia.

 

Selama berdekade-dekade, bakso telah menjadi bagian integral dari budaya sosial di Indonesia. Makan bakso di warung bakso atau gerobak bakso sambil berbincang-bincang dengan teman atau keluarga telah menjadi tradisi yang berharga.

 

Perkembangan Modern

Dalam beberapa tahun terakhir, bakso mengalami perkembangan yang lebih modern. Ada restoran bakso yang menyajikan variasi eksklusif, dan beberapa pelaku usaha makanan bahkan memadukan bakso dengan konsep kafe, menciptakan pengalaman kuliner yang lebih mewah.

Jenis dan Variasi Bakso

Seiring berjalannya waktu, bakso mengalami perkembangan dan variasi. Berikut adalah beberapa jenis atau variasi bakso yang umum dijual.

  • Bakso Urat: Jenis bakso ini menonjolkan tekstur kenyal yang berasal dari irisan urat atau tendon, serta daging tetelan kasar yang memberikan variasi rasa yang unik.
  • Bakso Bola Tenis atau Bakso Telur: Bakso berukuran besar sebesar bola tenis ini mengandung telur ayam rebus di tengahnya, menciptakan sensasi mengejutkan saat disantap.
  • Bakso Gepeng: Berbeda dari bentuk bulat tradisional, bakso ini memiliki bentuk pipih yang memberikan pengalaman makan yang berbeda.
  • Bakso Ikan: Terbuat dari daging ikan, jenis bakso ini memberikan alternatif yang lezat bagi mereka yang mencari variasi tanpa daging sapi atau ayam.
  • Bakso Udang: Menggunakan udang sebagai bahan dasar, bakso ini menghadirkan cita rasa laut yang khas.
  • Bakso Malang: Hidangan bakso khas dari Kota Malang, Jawa Timur, yang sering disajikan dengan mi kuning, tahu, siomai, dan pangsit goreng. Pangsit goreng atau gorengan yang disajikan di bakso Malang adalah salah satu yang paling variatif mulai dari goreng bulat, goreng panjang, goreng udang, usus goreng dan lain sebagainya.
  • Bakso Karimunjawa (Bakso Ikan Ekor Kuning): Bakso ini dibuat dari ikan ekor kuning, menciptakan variasi bakso ikan yang unik dengan basic bakso seafood.
  • Bakso Solo dan Bakso Wonogiri: Biasanya lebih kecil dibandingkan dengan bakso Malang, bakso ini memiliki rasa sapi yang kuat dan seringkali mencampurkan irisan daging sapi atau tetelan.
  • Bakso Keju: Inovasi terbaru dalam dunia bakso, dengan tambahan keju sebagai isian, memberikan rasa gurih tambahan.
  • Bakso Goreng: Adonan bakso yang digoreng dalam minyak, menghasilkan tekstur renyah di luar dan lezat di dalam.
  • Basreng (Baso Goreng) ala Hidangan Sunda: Jenis bakso goreng khas dari daerah Sunda, dengan cita rasa dan bumbu yang unik.
  • Bakso Bakar: Bakso yang diolesi dengan bumbu spesial dan dibakar langsung, sering disajikan dengan ketupat dan kuah kaldu hangat. Bumbu yang digunakan sebelum proses pemanggangan dapat memengaruhi rasa akhirnya.
  • Bakso Kerikil: Bakso dengan ukuran sangat kecil, mirip dengan ukuran kerikil, tetapi tetap lezat dan populer.
  • Bakso Balungan: Terbuat dari tulang, yang memberikan rasa khas yang berbeda.
  • Bakso Unyil: Meskipun berasal dari daging sapi cincang, ukurannya sangat kecil, sekecil kelereng.
  • Bakso Tahu Goreng (Batagor): Biasanya berisi daging sapi dan tahu goreng, dan merupakan hidangan yang populer di Kota Bandung.
  • Bakso Aci atau Baso Aci: Bakso ini terbuat dari aci dan disajikan dengan berbagai komponen seperti cuanki, siomai, mi, bubuk cabai, dan kacang pilus, menciptakan hidangan beraneka rasa.
  • Bakso Beranak: Merupakan bakso berukuran besar dengan bakso yang lebih kecil di dalamnya, menciptakan pengalaman makan yang menarik.
  • Bakso Solo: Bakso khas dari Solo dengan rasa sapi yang khas dan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan bakso Malang. Bakso Solo sering disajikan dengan berbagai sajian tambahan.
  • Bakso Combor: Biasanya, "combor" adalah perpaduan antara kuah bakso dengan berbagai jenis pecel sayur dan sambal kacang, yang bisa bervariasi tergantung pada daerah.
  • Tahu Bakso: Tahu yang berisi isian bakso, menciptakan kombinasi tekstur dan rasa yang unik dalam satu sajian.

 

Penting untuk dicatat bahwa bakso adalah makanan yang sangat kreatif dan bervariasi di Indonesia, dan beberapa jenis bakso mungkin belum dijelaskan di sini. Beberapa jenis bakso yang mungkin belum diuraikan termasuk varian regional atau inovasi yang mungkin tidak begitu dikenal secara luas.

 

Sebagai contoh, di berbagai daerah di Indonesia, Sahabat mungkin menemukan variasi bakso yang unik, seperti bakso rujak yang menambahkan bumbu kacang berpetis dalam kuah bakso, bakso sayur yang berkonsep bakso sehat dengan banyak sayuran, atau mungkin bakso yang dihidangkan dengan bumbu kacang, bawang goreng, atau saus pedas khas.


Selain itu, dengan inovasi kuliner yang terus berkembang, para koki dan pedagang makanan terus menciptakan jenis bakso baru dan variasi yang mungkin belum terkenal secara nasional atau internasional. Sebagai hasilnya, Anda mungkin menemui lebih banyak variasi bakso yang belum tercakup dalam penjelasan di atas saat Anda menjelajahi berbagai daerah di Indonesia.

 

Boleh dong Sahabat meninggalkan cerita tentang varian bakso yang Sahabat suka di kolom komentar. Ada jenis bakso yang khas di daerah Sahabat tinggal? Sahabat di Cianjur punya bakso paling viral apa? Boleh diceritakan juga ya.

 

Semoga pengetahuan tentang khasanah kuliner usantara ini membuat kita semua makin cinta dengan makanan lokal dan selalu mengapresiasi makanan sebagai hasil cipta rasa bangsa kita yang besar ini. Yuk melokal 😊

Post a Comment

14 Comments

  1. Bakso Malang memang juara, saya suka bakso Malang karena isian nya komplit dari mulai tahu kuning, putih, mie nya juga ada lebih dari 1. Pentol nya juga beberapa varian. Dan yang paling enak itu krupuk pangsit nya itu. Jadi, pengin bakso malang kan 🤭😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Da best emang Mba..tak bisa berkata-kata aku. Bakso yang ngga enak di sini pun udah enak kalo di Surabaya :P

      Delete
  2. Alamakkkk baru tahu aku bakso juga ada teorinya hahaha. Tapi emang bakso tuh jadi santapan paling merakyat dan disukai semua lapisan. Bahkan di acara kondangan aja juga selalu ada menu bakso wkwkkw. Relate buat anak2 hingga lansia, eh. Sampe sekarang banyak banget variaso bakso yang bikin makin ngiler hehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asal bukan bakso beranak kalo aku Mba...atut aja jadi ilfil mo makan hahaha

      Delete
  3. Berarti di Cina sendiri ada bakso kayak di Indonesia ga ya? Atau bakso yg ada di negara kita ini udah hasil modifikasi sesuai budaya dan lidah Indonesia?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ngga ada di Tiongkok sana Mba.Bakso Indonesia hasil modifikasi dan disesuaikan dengan selera orang Indonesia juga. Ngga ada aturan baku juga sih karena tiap wilayah punya ciri khas bakso. Standarnya sih bakso itu dari daging sapi, dibuat bulet, kasih kuah, mi, saus sambal, gitu deh

      Delete
  4. Wadidaww wkwkwk urusan bakso pun bisa dikulik sedalam ini yaa gaes yaak hihi.. aku sebagai penggemar bakso berterimakasih banget ada artikel ini, jadi tau teorinya dari sisi lain hihi

    ReplyDelete
  5. Aku suka banget bakso wkwkwk, apalagi cuacanya mendung pedes-pedes dikit ma kasih kecep hmm so yummy
    haduh aku jadi pengen bakso nih sekarang

    ReplyDelete
  6. Aaaahh ini sih makanan favorit aku bakso. Kalau nggak masak aku pasti beli bakso, kalau nggak nafsu makan, ya beli bakso. Makanya badan ngembang kaya bakso wkwkwk.

    hoalah selama ini tahu makannya aja nggak tau sejarahnya haha ternyata bakso ini dari cina yaa aku kira dari warga lokal.

    ReplyDelete
  7. tampilan baksonya kok menggugah selera ya mbak. Ingat bakso, ingat almarhum Bapak. Beli bakso usai bepergian menjadi hal sering yang dilakukan almarhum Bapak. Semoga bisa icip bakso combor, someday, hhe

    ReplyDelete
  8. Duuh baca artikel i i jadi pengeen makan basooo😁. Basoo makanan favorit saya..

    ReplyDelete
  9. Makin kesini varian bakso makin beragam ya dan sebagai pecinta bakso rasanya pengen coba aneka varian tersebut khususnya bakso tetelan dan juga bakso malang, enduulll banget lho. Kok jadi lapar ya ngomongin bakso, hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Begitulah tujuan utama post ini dibuat, biar laper berjamaah :D

      Delete

advertise