Tanggal 17 Juli 2023 adalah hari bersejarah buat saya dan suami, dan pasti juga jadi hari penting untuk banyak orang tua di negeri ini. Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas.
Bagi yang anandanya naik kelas, tentu tidak kagok lagi dengan suasana dan budaya sekolah yang ada. Bagi orang tua yang baru pertama kali menyekolahkan anak ke sekolah formal macam saya, hal ini tentu jadi hari yang penting.
Sambil mengingat momen penting ini, saya coba mendokumentasikan dan membagikan peristiwa penuh sejarah ini kepada Sahabat semua. Saling share juga yuk di kolom komentar bagaimana pengalaman pertama kali menyekolahkan ananda tersayang.
Sahabat yang punya pengalaman dengan homeschooling juga boleh banget saling share pengalaman menyekolahkan anak dengan homeschooling pertama kali seperti apa. Blog homeschooling juga mengupas beberapa artikel menarik terkait belajar di rumah, coba ditengok ya
Kelas Persiapan
Sebenarnya anak saya sudah mengikuti Kelas Persiapan, semacam kelas pemanasan sebelum benar-benar masuk ke jenjang TK. Kami mendapat tawaran dari ibu kepala sekolah saat mendaftar di bulan Januari.
Saya dan suami mengiyakan. Tanpa seragam, waktu itu belum ada pembagian seragam, ananda semangat sekolah, walau pakai baju bebas. Alhamdulillah.
Anak saya, sebut saja si Mbak, dengan langkah tegap masuk ke ruangan digandeng ibu guru. Dia masuk sekolah 3x dalam seminggu dan seingat saya 3x juga menangis. Tangisan pertama karena tak sengaja terkena tangan ibu guru, tangisan kedua di hari kedua sekolah karena rindu ibu, dan tangisan ketiga saya lupa penyebabnya.
Selebihnya sekolah berjalan lancar. Dia senang dan banyak berceloteh sepulang sekolah walau setiap sampai di sekolah berwajah galau. Herannya, tiap pulang sekolah selalu ceria.
6 bulan berselang dan saya pun menghadiri acara pembagian rapor. Saya berbincang banyak dengan ibu guru tentang bagaimana Mbak belajar di sekolah. Walau namanya kelas persiapan, saya senang Mbak dapat bertemu banyak teman dan mulai mengenal kebiasaan bersekolah.
Hari Pertama Masuk TK
Libur panjang kenaikan kelas tentu menjadi sebuah tantangan bagi saya. Mbak sudah terbiasa dengan kebiasaan masuk sekolah, lalu libur panjang membuat jadwal hariannya berubah. Sempat tidak bersemangat menanggapi kata "sekolah", tiba-tiba mood nya berubah menjadi baik ketika seragam sekolah selesai dijahit.
Bukan berarti pernah mencoba sekolah berarti sudah "biasa saja" ketika masuk TK. Ini pun pengalaman baru buat Mbak. Hari pertama masuk taman kanak-kanak adalah tonggak bersejarah bukan hanya bagi si kecil, tetapi juga bagi kami, orang tua. Artikel ini adalah refleksi tulus mengenai pengalaman menyaksikan si kecil mengambil langkah berani masuk ke dunia taman kanak-kanak, yang dipenuhi dengan kegembiraan, antisipasi, dan sentuhan kenangan manis penuh keharuan.
Malam Sebelumnya: Antusias dan Cemas
Ketika malam menjelang hari pertama di taman kanak-kanak, saya
merasakan campuran antara antusiasme dan kecemasan. Pikiran tentang bagaimana Mbak
akan beradaptasi, berteman dengan teman-teman baru, dan menghadapi waktu
terpisah dari saya untuk pertama kalinya dalam durasi belajar yang cukup lama mengalir
dalam benak saya.
Yang bisa saya lakukan adalah dengan cermat mengemas tas Mbak.
Menyiapkan keperluannya, mengec-ek kembali pesan dan instruksi dari pihak
sekolah yang dibagikan ke grup wali murid. Saya berusaha agar Mbak merasa
nyaman dan percaya diri pada hari penting ini.
Hari Besar Tiba: Mixed Feeling
Pagi hari pertama tiba, ada campuran rasa yang sulit
digambarkan. Antusiasme, kebanggaan, dan sukacita bercampur dengan sedikit
keharuan menyadari bahwa Mbak, seorang kakak, sekarang sudah bersekolah dan rasanya
sedang tumbuh begitu cepat.
Hari itu adalah momen yang ditunggu-tunggu dan penuh
perasaan campur aduk bagi saya. Anak perempuan kecil saya, dengan antusias
mengenakan seragam sekolah baru, berdiri tegak dengan ransel mungil di
punggungnya.
Sementara hati Saya berbunga bahagia melihat putri kecilnya
tumbuh dan siap menghadapi dunia sekolah, namun di balik senyuman bahagia itu,
ada juga rasa khawatir dan perasaan sedikit kehilangan. Saya menyadari bahwa
hari ini adalah awal dari perjalanan kemandirian Mbak yang artinya ia harus
menghadapi pemisahan untuk pertama kalinya.
Perasaan campur aduk itu seperti ombak yang datang bergulir,
campuran dari semangat, kebanggaan, kekhawatiran, dan sedikit keharuan,
semuanya hadir dalam satu momen yang berharga ini. Saya menyaksikan anak sayaberlari
gembira menuju dunia barunya, Ini adalah permulaan dari banyak pengalaman
berharga yang akan membentuk kenangan tak terlupakan bagi kami berdua.
Bertemu dengan Guru: Rasa Percaya Diri Tumbuh
Salah satu hal yang membuat saya penasaran sekaligus menaruh
harapan besar adalah para guru di sekolah. Mereka adalah orang-orang yang akan
menemani Mbak belajar, bersenang-senang, dan berakivitas mulai pagi sampai
hampir tengah hari.
Saya menaruh kepercayaan dan harapan bahwa Mbak bisa dididik dengan baik. Alhamdulillah sejak awal bertemu dengan kepala sekolah dan beberapa guru, saya mengamati lingkungan perhatian yang mereka ciptakan dan seketika tahu bahwa anak saya berada di tangan yang baik. Kata-kata lembut para guru dan tindakan penuh dorongan membantu mengurangi kekhawatiran awal saya.
Pertemuan wali murid seminggu sebelum sekolah dimulai benar-benar membantu untuk mengenal sekolah, memahami visi dan misi sekolah, penerapan konsep merdeka belajar dan segala hal tentang kebiasaan dan budaya sekolah yang sangat membantu saya untuk melepas Mbak di hari pertama sekolah.
Mulai dari kedatangan di sekolah, sampai kepulangan semua dijelaskan dengan detail sebelumnya. Hal ini menjadi obat bagi wali murid seperti saya yang buta pengalaman menyekolahkan anak p rtama kalinya.
Kembali ke Rumah, Sejenak Tanpa Kakak
Saat saya kembali pulang suasana rumah berbeda. Ada celoteh
dan kehebohan yang lenyap.
Rumah terdengar tenang karena omelan dan argumen lucu antara
saya dan Mbak hilang. Berkali-kali melihat jam dinding, saya menantikan waktu
berlalu, semangat untuk bertemu kembali dengan si Mbak dan mendengarkan
ceritanya.
Pertemuan Kembali: Sungguh Senang
Saat pulang sekolah adalah waktu untuk bertemu kembali. Saya
melihat wajah ceria anak saya saat mereka berlari mendekati saya setelah sehari
penuh petualangan baru.
Matanya berbinar-binar, senyumnya mengembang. Waktunyaerbagi cerita tentang teman-teman baru mereka, permainan seru yang mereka mainkan, dan hal-hal menarik yang mereka pelajari. Hatipun penuh dengan kebanggaan menyaksikan pertumbuhan dan kepercayaan diri yang baru mereka temukan.
Hati Penuh Syukur
Kenangan tentang hari pertama di taman kanak-kanak adalah harta yang berharga. Saya menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang pertumbuhan anak saya, tetapi juga tentang pertumbuhan saya sebagai orang tua. Saya bersyukur atas kesempatan untuk menyaksikan perkembangan kepribadian unik anak saya dan ikatan yang terus kuat di antara kami.
Hari pertama di taman kanak-kanak menandai awal dari
perjalanan yang indah, penuh penemuan, dan kemandirian bagi si kecil. Sebagai
orang tua, saya berdiri sebagai pendukung terbesar mereka, menawarkan cinta
tanpa syarat dan dukungan saat mereka menjelajahi dunia yang baru. Meskipun ada
perpisahan sejenak untuk belajar di sekolah, namun dengan kegembiraan dan
kebanggaan, saya menyaksikan langkah percaya diri Mbak menuju sosok yang luar
biasa di kehidupannya nanti. Aamiin.
0 Comments