Nangis Itu Perlu, 7 Manfaat Penting Menangis

Manfaat Menangis

Mengapa Saya Menangis?

Karena satu dan lain hal, air mata hari ini terpaksa dicurahkan. Ini juga yang jadi alasan kenapa postingan-postingan saya sering tertunda. Loh, kok bisa?

Ya bisa aja dong. Karena pas ngiris bawang sibuk masak mewek jadi saya ga bisa posting (yang bikin telat posting bacara masak-masaknya), karena lagi sibuk nangisin Deng Lun (baca: sibuk nonton drama Tiongkok), belajar tentang spiritualitas yang kemudian membuat saya jadi banyak bertanya-tanya tentang arti hidup dan hubungan saya dengan Sang Pencipta, atau bisa juga karena memang lagi sedih tanpa alasan pasti jadi mood nulis hilang.

Menangis untuk orang dewasa adalah sebuah bentuk ekspresi emosi yang positif dan negatif. Menangis erat kaitannya dengan kekecewaan, kemarahan, kehilangan, atau bentuk respon psikologi lain seperti kebahagiaan, kesetiakawanan, bahkan untuk upaya memanipulasi orang lain (yang pura-pura nangis untuk dapat simpati misalnya).

Suka atau tidak, menangis ternyata bisa membawa manfaat untuk kita.  Tentu saja kesedihan yang terlalu dalam bukan hal yang menyehatkan, tidak pernah menyehatkan lebih tepatnya. Tapi kita perlu menangis juga untuk tetap “waras” di dunia yang serba edan ini :D. Sahabat mungkin bisa lebih jauh mengulik blog tentang spiritualitas untuk tahu bagaimana kita lebih memahami rohani dan batin kita, agar tidak jatuh dalam kesedihan teramat sangat.

Ini 7 manfaat menangis yang mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya.

1. Efek Menenangkan

Menangis punya efek yang menenangkan. Ini dikarenakan ketika kita menangis ada sistem saraf parasympathetic yang aktif bekerja. Sistem syaraf inimembantu orang menjadi tenang. Kemampuan untuk menenangkan diri secara alami ini disebut sebagai self-soothing.

Nah yang dimaksud self-soothing alias menanangkan diri secara alami itu apabila:

  • Kita bisa mengatur sendiri emosi kita.
  • Bisa menenangkan diri sendiri
  • mengurangi tekanan pada kesedihan atau masalah yang kita hadapi.

Jadi walaupun menangis kita tetap menangis dengan wajar, tidak histeris berteriak-teriak, dan kita tahu batasan untuk berhenti dan tetap berada pada nalar walau emosi menyelimuti diri.

2. Mendapat bantuan dari orang lain

 Sebuah penelitian lain yang dimuat oleh Jurnal Psikologi Frontiers in Psychology tahun 2016 menyebutkan bahwa, menangis adalah kegiatan yang bertautan, yang menarik orang di sekitar kita untuk memberikan bantuan. Hal ini disebut sebagai manfaat interpersonal, atau biasa juga dikenal sebagai manfaat sosial.

Karena sebuah tangisan, maka secara sosial orang berempati dan kemudian memberikan dukungan untuk mengurangi kesedihan yang kita rasakan. Tak hanya kesedihan, tangis kebahagiaan juga bisa mengundang orang untuk ikut menangis bersama kita, dan memberikan bentuk dukungan baik dengan apresiasi, pelukan, dan lainnya. 

3. Mengurangi rasa sakit.

Segala puji bagi Allah pencipta alam, secara alami tubuh kita sudah dilengkapi dengan kemampuan mengendalikan emosi lewat senyawa kimianya loh.. Menangis itu aktivitas yang mengeluarkan hormon oksitosin dan endorfin.

Oksitosin adalah hormon dan neurotransmitter (senyawa kimiawi yang bertugas menyampaikan pesan dari satu sel saraf ke lainnya yang dihasilkan oleh tubuh kita sendiri) yang erat kaitannya dengan empati; kepercayaan; dan pembangunan kedekatan hubungan. Sementara endorfin adalah senyawa yang dilepaskan oleh tubuh yang berhubungan langsung dengan saraf di otak untuk mengurangi rasa sakit. Endorfin ini memicu perasaan nyaman, enak, seperti morfin.

4. Meningkatkan mood

Karena ada dua hormon yang bekerja saat kita menangis sesuai penjelasan sebelumnya, maka sebenarnya dengan menangis mood kita akan berubah menjadi positif. Sering nggak sih mendengar ucapan,”nangis aja biar lega” nah kelegaan ini adalah hal positif yang terjadi setelah kita menangis.

Perlu diingat bahwa menangis bisa jadi bukan solusi atas permasalahan kita. Tapi dengan menangis perasaan frustrasi dan ketidaknyamanan lain yang dirasakan oleh tubuh bisa berkurang.

5. Bikin Cepat Tidur

Sebuah penelitian tentang  gangguan susah tidur pada bayi menyebutkan bahwa, bayi yang banyak menangis lebih mudah tidur daripada yang jarang menangis. Walaupun penelitian yang sama belum pernah dilakukan untuk orang dewasa, tapi karena stress yang terlepas secara alami dan rasa sakit yang dikelola oleh hormon oksitosin dan endorfin, maka tampaknya menangis memang membuat orang mudah tidur.

Untuk saya pribadi sih klaim atas pernyataan ini mutlak benar. Setiap selesai menangis, yang menguras emosi, bukan hanya karena nonton drama atau mengupas bawang, saya selalu merasa tenang dan kemudian mengantuk, Tidur memang jauh lebih mudah dan menurut saya ini bonus. Karena saat tidur ada “escaping feeling” alias perasaan lepas sejenak dari masalah yang dhadapi dan tubuh bisa beristirahat. 

6. Antibakteri

Menangis ternyata bisa membunuh bakteri di mata loh. Air mata juga membersihkan lensa mata secara alami karena di dalamnya terkandung enzim yang disebut sebagai lysozyme. Enzym yang kemampuannya merusak dinding bakteri ini bahkan dianggap oleh para peneliti sebagai antibakteri yang bahkan bisa mengurangi resiko serangan antrax loh.

7. Merawat Penglihatan   

Lho, bukannyakahmi sebagai pelumas yang membuat mata kita tetap lembab tiap berkedip dan membuat mata terus terjaga kelembabannya. Nah kemampuan sebagai pelumas inilah yang akan membuat orang bisa mekuihat dengan lebih jelas, mata terpelihara dengan baik.

Intinya mata bekerja dengan baik karena terus dilumasi. ibarat mesin, tak dilumasi maka akan berkarat dan ngadat, kalo mata cukup basah dan lembab saja. Tentu saja air mata kan sangat membantunya.

Wow, ternyata menangis punya banyak manfaat juga. Menangis bukan perkara menjadi cengeng, karena ada saat di mana perasaan stres dan sebagainya sedang dikendalikan oleh tubuh kita melalui hormon dan enzimnya. Asal tak terus berlarut dalam kesedihan,karena yang ini sudah perkara kesehatan mental, maka menangis bisa jadi solusi untuk mendapatkan rasa nyaman dan bahagia. Lepaskan saja!







Referensi

hhttps://www.medicalnewstoday.com/articles/275795.php

https://pediatrics.aappublications.org/content/early/2016/05/21/peds.2015-1486

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4934120/#B30

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4035568/

Post a Comment

0 Comments

advertise