|
Gambar dari PhotoMIX Company - Pexels |
Apakah Sahabat awam tentang jual beli rumah? Sudah pernah membeli rumah tapi belum punya pengalaman tentang menjual rumah? Sepertinya menjual rumah tinggal mengiklankan lalu terjadi transaksi dan selesai ya? Tetapi sebenarnya ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan. Tenang, tidak sulit kok. Langkah-langkahnya mudah dan doanya sih semoga berkah.
Saya punya pengalaman menjual rumah peninggalan orang tua saya. Status kepemilikan rumah sudah dibaliknamakan menjadi hak milik saya dan kakak. Ya, rumah ini punya dua nama pemilik dalam sertifikatnya, tapi tidak masalah. Selagi rumah atas nama sendiri maka proses jual-beli sebenarnya bisa berlangsung dengan mudah. Lalu apa saja yang perlu kita perhatikan sebagai penjual? Sebagai orang yang awam dalam hal jual beli rumah, khususnya sebagai penjual, ada beberapa hal yang saya cermati sehingga proses menjual rumah bisa berlangsung lancar dan tentunya berkah.
1. Menjual Rumah
Ada banyak alasan orang menjual rumah, bagi saya alasannya adalah karena rumah sudah tidak ditempati dan tidak akan ditempati. Selain itu meninggalkan rumah kosong hanya akan membuat kondisi rumah makin parah. karenanya saya dan kakak sepakat menjual rumah orang tua kami.
Jualan Online
Semua pasti sudah familiar jika di zaman serba digital ini apapun dipasarkan secara online. Saya pun begitu. Rumah saya foto tampak depan, lalu saya buatkan materi iklan untuk menarik pembeli. Iklan ini saya pasang di situs jual beli online dan juga melalui media sosial Facebook.
Papan Iklan
Jangan malu untuk memasang papan atau spanduk kecil bertuliskan informasi rumah yang dijual. Baiknya cantumkan status legalisasi rumah, ukuran, dan nomer telepon yang bisa dihubungi. Cetaknya jangan pelit ya, gunakan media yang lebar dan tulisan cetak jelas cukup besar. Tujuannya orang yang sekali lewat pun masih bisa membaca dengan jelas.
Mulut ke Mulut
Sudah umum juga jika ada rumah yang dijual maka tetangga akan "kepo". Ada yang bertanya mengapa dijual, harga jual berapa, dan pertanyaan lain yang bisa jadi bukan urusan mereka juga untuk ditanyakan. Tapi tak mengapa, gunakan tetangga sebagai marketer. Bisa jadi orang yang lewat dan melihat rumah akan bertanya pada tetangga sekitar tentang status rumah.
Status rumah yang saya maksudkan misalnya, mereka bertanya harga jual, apakah rumah tersebut rumah sendiri, penyebab atau alasan dijual dan lain sebagainya.
2. Pelunasan PBB
Wajib dan wajib bagi penjual untuk memastikan PBB lunas sampai tahun terakhir. Bukti bayar pelunasan PBB adalah "surat sakti" yang menjadi sangat penting dalam poses checking. Ini adalah salah satu kebutuhan dalam proses jual beli. Pelunasan PBB juga menjadi masukan bagi PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) proses mengecek status rumah ke BPN.
Jadi nanti rumah akan dicek, apakah terlibat dalam konflik, apakah rumah sedang diagunkan, apakah rumah terlibat sengketa, dan hal-hal lainnya. Jadi, pastikan PBB sudah terbayar ya. Wajib dan mutlak PBB terbayar dan ada bukti bayarnya.
3. Negosiasi dengan Calon Pembeli
Ketika iklan menjual rumah sudah terpasang, terutama di medsos biasanya akan banyak orang yang mengirim pesan dan bertanya perihal rumah tersebut. Biasanya mereka akan menanyakan alasan rumah djual dan menawar, setelah tahu berapa harga yang kita lepas untuk rumah tersebut.
Ada pembeli yang asal menawar dan tentu ada juga yang berhati-hati melakukan penawaran. Jika ada pembeli yang mulai tertarik, biasanya ia akan serius memberikan harga penawaran, lalu tawar menawar harga pun terjadi.
Pastikan harga yang Sahabat lepas sudah mencakup pertimbangan tentang:
- Biaya notaris
- Pajak dan biaya-biaya yang timbul dari jual-beli
Jadi, jika memang ada biaya notaris dan biaya lain yang menjadi tanggungan penjual atau pembeli harus diinformasikan sejak awal transaksi berlangsung.
Ambil contoh kasus saya, saya menghendaki harga rumah adalah harga bersih yang saya terima. Notaris dan biaya-biaya lain adalah kewajiban yang ditanggung kedua belah pihak, maka saya informasikan ini kepada calon pembeli.
Pembeli wajib tahu ada biaya pajak jual beli yang wajib dibayar. Sementara itu, biaya notaris bisa ditanggung berdua, tetapi saya tidak menanggung biaya ini. Karena ketika rumah saya jual, maka pemindahan hak sampai kemudian proses balik nama adalah tanggungan pembeli. Bagi saya, penjual, setelah uang saya terima, sertifikat saya berikan, maka selesai kewajiban saya sebagai penjual.
4. Menunjuk PPAT (Notaris)
|
Gambar dari Cytonn Photography from Pexels |
Setelah ada kesepakatan harga, waktunya mencari notaris. Seyogyanya PPATK ditunjuk berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Bisa juga ditentukan oleh pembeli. Sekali lagi, untuk biaya notaris ini harus disepakati di awal. Apakah biaya ditanggung kedua pihak atau salah satu saja. Oh ya, biaya notaris ini bergantung dari nilai jual rumah. Semakin tinggi harga rumah, maka semakin tinggi pula biaya notaris.
Jika kedua pihak tidak keberatan siapa pun yang akan menunjuk notaris, maka penjual bisa berinisiatif mencari notaris yang kredibel. Coba cari lewat kenalan siapa yang direkomendasikan. Kabar baiknya, para notaris punya ikatan profesi, jadi walau berbeda kota biasanya seorang notaris bisa mencari rekan notaris yang kredibel juga lewat rekan seprofesi lainnya.
5. Perjanjian Jual Beli
Ketika menjual rumah, biasanya ada sebagian uang yang dibayarkan pembeli. Istilahnya uang muka alias DP (down payment). Besaran DP tergantung dari kesepakatan masing-masing pihak Tetapi yang perlu diwaspadai adalah, pastikan ada perjanjian yang mengikat jual beli dan pelunasan pembayaran.
Berapapun uang muka yang disepakati, pastikan ada perjanjian legal dengan notaris. Tujuannya adalah agar kedua belah pihak terlindungi. Pembeli tidak mengulur waktu pembayaran, dan sbealiknya penjual juga tidak melalaikan kewajibannya untuk menyerahkan sertifikat rumah dan kewajiban lain. Pasti dongkol kan jika akad pembayaran diabaikan pembeli? Cicilan lama, banyak alasan dan rumah sudah terlanjur terikat perjanjian dengan pembeli yang kurang amanah. Akhirnya tidak jadi jual beli rumah yang berkah untuk semua pihak kan?
Ketika perjanjian pembayaran jual beli ini sudah disahkan oleh PPAT, maka penjual tinggal menunggu waktu pelunasan. Sertifikat sudah berada di tangan notaris dan jika ada pihak yang lalai dalam kewajiban, baik itu penjual dan pembeli, tinggal diberlakukan sanksi denda. Sanksi ini tentu saja akan mendorong semua pihak untuk memenuhi akad sesuai yang tertuang dalam perjanjian yang disahkan di depan notaris.
Sudahkah Sahabat mempertimbangkan langkah-langkah ini dalam menunjang eklancaran proses penjualan rumah? Semoga bermanfaat dan segera laku rumah yang dijual ya? Jangan lupa sedekahkan sebagian keuntungan dari penjualan rumah ini agar semakin berkah dan semakin mudah segala urusan dunia dan akhirat kita. Aamin.
41 Comments
penting banget ke notaris kalo beli rumah, kebetulan tahun lalu ada pengalaman. Juga kejujuran dari kedua belah pihak diutamakan biar ga ada yang merasa didzolimi 😇 makasih tipsnya mbaa
ReplyDeleteBener banget mbak. Sebagai penjual yang "cuma" jual dan terima duit aja butuh kepastian dan perlindungan hukum yg mengikat kedua pihak, apalagi pembeli yang keluar duit. Semoga berkah jadi rezeki untuk penjual dan pembeli. Makasih kembali Mbak.
DeleteWah baru tahu nih ternyata jual tanah dan rumah tanpa perantara itu seribet itu. Tapi yakin ya kalau mengurus sendiri bisa dapat pengalaman dan pastinya tidak perlu biaya tambahan. Thanks infonya kak
ReplyDeleteIya, mengurus sendiri sebenarnya tidak ribet, asal didampingi notaris. Kasus daya sih begitu. Kalo soal biaya, sebenarnya malah keluar biaya lagi mbak, yaitu biaya bayar notaris untuk bikin perjanjian jual beli dalam angsuran sebelum jual beli itu sendiri ditunaikan.
DeleteKalau di daerah saya, karena notabene masih perkampungan, sangat jarang masalah jual beli rumah menggunakan jasa notaris, karena dianggap mahal. Walhasil, jika ada masalah, agak sulit menyelesaikan hitam di atas putihnya.
ReplyDeleteNah ya ini masalahnya. Sebenarnya banyak yang bikin perjanjian tertulis saja di atas materai. Tapi sebenarnya ini tidak berkekuatan hukum yg mengikat. Saya juga dulu dianggap buang uangnoleh pembeli karena menghendaki pembayaran rumah dengan menyicil berdasar perjanjian yang disahkan notaris. Tapi ya...lega dan tetap untung sih. Daripada galau jika pembeli suka PHP.
DeleteSaya beberapa kali melihat rumah sodara yang dijual.
ReplyDeleteDan menurut saya penting sekali peranan notaris ini.
Biar ke depannya gak ditelp-telp terus karena kurang ini kurangitu...
Betul, bukan sekadar menerbitkan sertifikat rumah saja. Banyak hal yang bisa dibantu oleh notaris, paling tidak jika awam urusan jual-beli rumah, mendapat masukan apa yang harus dilakukan sudah sangat membantu
DeleteMenjual rumah memang rasanya susah susah gampang ya Kak. Kalau ketemu pembeli yang baik mudah untuk berkomunikasi mengenai biaya yang timbul akibat jual beli rumah .
ReplyDeleteTapi ada juga pembeli yang kurang mengerti sehingga dia gak mau menanggung biaya tersebut.
Saya lagi on proses jual tanah nih kak. Doakan semoga lancar ya
Nah itu, bener banget Kak. Saya juga di awal dapat calon pembeli yang ngga mau nanggung biaya pajak. Lha padahal kan pasti ada pajak yang dikenakan untuk penjual dan pembeli.
DeleteKalo untuk perjanjian pembayaran ini saya yang menanggung semua biayanya. Karena menurut saya, ini lebih banyak menguntungkan saya he he.
Semoga lancar proses jual tanahnya ya Kak.
Oh, ngecek status rumah atau tanah ke BPN bisa pakai SPPT aja ya kak? Ga perlu letter C atau sertifikat?
ReplyDeletePake sertifikat Kak, tapi notaris pasti butuh SPPT untuk proses pengurusan jual-beli. Kalo ada pajak yang tidak terbayarkan dan tidak ada bukti pembayaran lunas pajak kita ga bisa ngurus.
DeleteTapi, biasanya dibantu urus oleh notaris.
Biaya checking ke BPN ini tergantung notarisnya. Ada yang mengenakan biaya checking sebesar 500ribu, ada juga yang gratis.
iiih, bener banget. Harus tertulis dan di depan notaris. Karena uang ga ngliat sodara. Jadi sama-sama ridho karena diketahui kedua belah pihak dan dilindungi hukum
ReplyDeleteBetul Kak. Dan pasti banyak calon pembeli yang ga mau bikin perjanjian seperti ini. Apalagi kalo dia dibebankan biaya. Untuk kasus saya, saya tanggung biaya notarisnya. Ini pun saya masih dicibir calon pembeli, dibilang buang uang, mending secara kekeluargaan. Wadidaw
Deletesangat bermanfaat kak, sayang masih belum punya rumah pribadi nih.. daoakan segera dapat ya
ReplyDeleteSemoga terkabul hajatnya Kak :)
DeleteTipsnya untuk langkah jual rumah mudah dan berkah lengkap sekali, Kak..Terima kasih.
ReplyDeleteAku beli rumah sudah, yang kutempati sekarang sama keluarga, jual yang belum, ini suamiku (dan kelima saudaranya) yang akan jual rumah peninggalan orangtuanya.
Memang perjanjian legal dengan notaris ini kadang diabaikan. Meski masih uang muka ini penting, apalagi dokumen resmi lainnya. Tetangga ada yang bermasalah saat jual rumah karena ya gitu, nanti surat menyurat nyusul, kan sama saudara sendiri..nah, panjang ceritanya ternyata.
Lha ya itu dia kena batunya. Padahal sodara kan. Oh ya buat keluarga suami, dipastikan juga pembagian hal nya jelas kak. Karena kan 5 bersaudara. Harus jelas daripada ga enak di depan, makin ga enak di belakang ntar
DeleteKalau di kampung masih banyak yang memilih tidak berurusan dengan notaris untuk jual beli seperti ini. Langsung akad saja. Pastinya ya banyak resikonya ya. Seringnya DP udah masuk tapi gak dilanjutkan. Mau dihanguskan ga terima. Hehehe
ReplyDeleteInilah Kak yg bikin ribet. Mau oper pembeli, sudah terikat. Ga dioper ga dibayar2. Masalah terbesar adalah kalonberurusan dg makelar, alias di DP dikit, dia cari pembeli lain dg harga lbih tinggi. Malah puyeng, yang sini digantung, dia cari klien baru.
DeleteWah..makasih infonya mba. Saya juga mau menjual rumah, cuma kendalanya lokasinya di seberang pulau. Kalau ada yg beli khawatir jadi ribet mesti ke lokasi dsb. Mohon doanya mba semoga Allah mudahkan
ReplyDeleteIdem nih Mbak. Kebetulan rumah yang saya jual juga tidak sekota dengan domisili saya. Karena ada yang saya serahi tanggung jawab bebersih, jadi beberapa urusan dibantu beliau.
DeleteSisanya, urusan legalitas diurus notaris. Cuma butuh sekali datang aja pas bikin perjanjian jual beli. Setelahnya saya tinggal terima uangnya aja, Alhamdulillah dimudahkan Allah.
Semoga lancar urusannya Mbak, semoga Allah memudahkan semuanya. Aamin
Wah seneng aku nemu artikel ini, kebetulan mau bantuin ortu jual rumah. Bisa ada pegangan nih terutama soal bagi2 kewajiban antara penjual dan pembeli. Meski udah pakai notaris tapi tetap bisa ribet ya urusan surat-surat.
ReplyDeleteNgga kok Kak, suratnya ngga ribet (asal lengkap ada hahaha). Kalopun urusan pajak ada yang kurang beres bisa dibantu kok sama notaris. Tinggal sediakan dana untuk membayar saja hehe. Semoga lancar ya Kak urusan jual rumahnya.
DeleteNah iya, pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh keluarga saya sebelum membeli rumah adalah PBB-nya apa sudah lunas atau bagaimana. Selain itu, memasang banner dipagar juga cukup membantu calon pembeli yang sedang mencari rumah tanpa melalui media sosial daring.
ReplyDeleteTetangga pada rese ngga Mba nanyain kenapa rumah dijual? hehe
DeleteTentu kelengkapan berkas sangat penting dalam proses jual beli rumah. Supaya nggak terjadi sengketa nantinya ketika sudah lama tinggal di situ.
ReplyDeletewah tipsnya pas banget saya lagi butuh nyari informasi jual rumah niy kak, dan memang peranan seorang notaris itu sangat penting untuk keamanan semua pihak ya kak dalam mengurus semua dokumen-dokumennya
ReplyDeleteternyata jual rumah juga banyak langkahnya ya. Dan kita juga kudu hati-hati terutama soal berkas-berkas. Tipsnya berguna banget nih
ReplyDeleteMasya Allah mba, jadi berkaca-kaca lagi aku baca tulisan ini. Soalnya seminggu lalu akhirnya rumah kami di Bali berhasil terjual untuk biaya pengobatan anak. Setahun mba lamanya kami menunggu pembeli serius. Adaaaaa aja masalahnya di tengah jalan. Alhamdulillah doa-doa kami terjawab sudah sama Allah, minggu lalu baru saja transaksi jual beli depan notaris.
ReplyDeleteMemang benar mba, gak bisa sembarangan jual rumah. Saya sudah pasang iklan dengan update berbayar tiap bulan di salah satu paltform jual beli rumah. Eh terjualnya ini malah dari info dari mulut ke mulut. Emang rezeki gak kemana ya mba. Kayak nemuin jodoh pokoknya jual rumah itu mah.
Jual beli rumah emang kek jodoh Mbak. Harga itu relatif aja. Kalo lagi BU mau rumah mevvah juga bisa drop harganya. Kalo ga BU tapi dibutuhkan orang, rumah sepetak pun bisa jadi mahal.
DeletePembeli rumah saya juga tetangga sebelah pas. Dulu nawarnya sadiiis, komentarnya aneka rupa. Namanya jodoh, setelah bertahun2 dia juga yg beli, saya dibonusin kacang mede dan kue lagi pas ke notaris wkwkwkw
Barakallah mba silvvv <3
ReplyDeleteuntuk urusan jual menjual ini emang bener, baca komen kak Mutia jadi merasa oh iya bener kalau udah rejekinya emang ngga akan kemana2 haha. Makanya penting kalau mau jual rumah dipasang dimana2 tuh, ngga hanya ngiklan di web atau gimana gitu yaaa, yg jelas entah dari mouth to mouth atau bahkan dari tetangga sendiri, ada ikhtiar udahan hihi
Iya mb betul. Dan kadang calon pembeli nanya2 ke tetangga kiri kanan.
DeleteTerkadang tentunya menjual rumah ini tidak mudah ya,kak. Ada tahapan-tahapan juga yang dilalui dan tentunya orang yang mau beli pun pasti melihat beragam pertimbangan. Ini langkah-langkahnya boleh juga deh jadi referensi.
ReplyDeleteKalau mau jual beli rumah ternyata harus didepan pejabat ppat ya kak? supaya lbih aman ya maksudnya soalnya kmrn teman sya baru jual rumah tapi engga disaksikan notaris gituu,,semoga aman aja deh..nanti aku kasih info artikel ini ke beliau..pentingnya jual beli rumah disaksikan notaris
ReplyDeleteKalo jual rumah tidak di depan PPAT lalu sertifikat atas nama siapa ya? Atau mungkin hanya dibayar tunai lalu dokumen kepemilikan rumah baru diurus sendiri ke PPAT begitu mungkin ya?
DeleteAgak ngeri nih kalau bahas jual rumah. Dulu saya pernah mau jual rumah tapi kok tiba tiba dapat penelepon misterius melulu. Agak kapok akhirnya ga jadi dijual itu rumah. Tapi memang lebih baik menjual rumah haru di depan pejabat yg berwenang
ReplyDeleteResiko nomer HP terpajang di medsos, website iklan dll adalah dapet penelepon macam tu, Mbak
DeleteKebetulan rumah warisan orang tua kami juga berencana dijual, tp karena masa pandemi seperti ini harga properti kok lg gak bagus ya, masih nunggu harga terbaik ah, dan pilih2 pembeli juga soalnya rumah kenangan masa kecil hiks, sementara ga ada anak/cucu yang mau menempati karena agak di pinggiran kota, kesulitan akses sekolah/bekerja.
ReplyDeleteSebenarnya ga perlu khawatir dengan harga Kak. Karena Alhamduillah properti saya terjual dengan harga pantas. Di masa pandemi banyak orang susah, tapi buktinya banyak juga yang masih pegang banyak uang hehe. Sepakat dengan komentar di atas, semua kaya jodoh aja kok.
DeleteSemoga properti kakak terjual dengan harga yang diidamkan yaa.
Jual rumah kalau mau cepat laku, harus menggunakan beberapa iklan ya Mba. Dari online, mulut ke mulut atau pasang spanduk depan rumah. Dan, sebaiknya libatkan notaris untuk transaksi jual-belu rumah, biar jelas hak dan kewajibannya.
ReplyDelete