sumber gambar: https://baotainguyenmoitruong.vn/xa-hoi/khoi-thuoc-la-pha-suc-khoe-hai-moi-truong-1269657.html |
Semalam, saya seperti
biasa sibuk menggulir jari di Instagram. Muncullah di lini masa saya,
nukilan ceramah singkat Ustad Muhammad bin Anies Shahab. Judul di slide Instagramnya adalah: Jangan
Merokok di Masjid. Rokok berisi keburukan, baunya tak baik jika menguar di
masjid. Pak ustad muda menjelaskan mengapa seperti itu.
Hal yang paling menarik adalah membaca komentar netizen. Banyak
sekali yang bereaksi menolak untuk mengikuti wejangan pak ustad. Argumennya hanya ada dua jenis. Yang pertama, argument
yang mendasarkan pada kebiasaan ustad lain yang membolehkan merokok, dan juga
seorang perokok. Argumen kedua, fakta rokok yang jadi penyumbang income negara, membuat petani tembakau
berdaya, dan lain sebagainya, oleh karena itu rokok masih membawa banyak
manfaat. Negara pun takluk, jadi mengapa rokok harus dilarang.
Perokok bisa terus keukeuh
dengan argumennya. Tapi data juga berbicara, bukan hanya katanya dan katanya.
Berikut adalah beberapa fakta tentang rokok yang menjawab aneka “dalil-dalil”
para perokok yang Sahabat wajib tahu. Kalo perlu ajak juga para perokok untuk
membaca betapa berbahayanya kegiatan mereka untuk semua orang.
1. Ngerokok atau ngga
tar juga mati.
Ini nih pernyataan paling ngasal. Ya dijawab aja ngga usah
makan aja tar juga mati, ngga usah kerja tar juga mati, ngga usah ngerokok
lebih baik, hemat ga keluar duit tar juga mati.
Badan kan dianugerahkan Tuhan untuk dimanfaatkan
sebaik-baiknya, dirawat, dan dijaga, masa iya mau dirusak begitu aja. Apa ga
pengen hidup sehat lebih lama untuk main-main sama anak cucu? Apa ga mau bikin
istri bahagia karena ga perlu was-was nungguin suami kalo ternyata sakit dan
dirawat di rumah sakit? Apa ga sayang duitnya buat bayarin dokter? Semoga
jawaban-jawaban seperti ini bisa sedikit membuka rasa welas asih para perokok.
Emang perlu rasa welas asih mereka dibangun? Perlu banget,
karena keegoisan perokok sudah banyak membawa korban. Salah satu korbannya,
yang dikenal banyak masyarakat adalah Alm. Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi,
dan Hubungan Masyarakat di BNPB, yang perokok pasif. Beliau meninggal karena kanker paru, padahal tidak merokok, tapi banyak berkumpul dengan perokok.
2. Yang negrokok kan
aku, kok situ larang-larang.
Justru Sahabat perlu melarang atau menghindari para perokok.
Terutama Sahabat jomblowati, kalo pacarnya atau calon suaminya perokok udah deh
dijauhin aja. Mending cari yang ga ngerokok. Alasannya gampang aja, perokok
pasif – yaitu orang yang tidak merokok tapi berada dekat dengan para perokok
juga terkena resiko yang sama besarnya dengan para perokok. Tar anak cucu semua
keturunan yang lahir putih bersih sehat udah dicemari dong. Ga kasian kenapa?
Lagian kalo cinta kan harusnya jagain, bukan racunin. Ya nggak, ya nggak?
Faktanya:
- Paparan asap rokok meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru sebesar 30 persen dan penyakit jantung koroner sebanyak 25 persen, dikutip dari buku The Tobacco Atlas yang diterbitkan American Cancer Society dan World Lung Foundation.
- Ada 90 juta lebih orang Indonesia yang terpapar asap rokok menurut penelitian riset kesehatan dasar (Rikesdas) 2013.
- Hampir separo dari jumlah di atas adalah anak-anak dan bayi usia 0 – 14 tahun yang terpapar dari anggota keluarganya.
- Orang dewasa terpapar zat berbahaya rokok 85% di rumah, lebih dari 78% di tempat makan, dan 50% di tempat kerja, menurut hasil penelitian Global Adult Tobacco Survey (GATS) periode 2008 – 2013.
- Zat kimia yang dipaparkan oleh rokok menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter adalah amonia, butan, karbon monoksida, kromium, sianida, timbal, formaldehid, dan polonium.
3. Kalo ngga ngerokok
itu bikin badan lemes, ga bertenaga
Rokok mengandung nikotin, semua sudah paham ya. Nikotin
berakibat adiksi alias kecanduan. Asap rokok dengan nikotin masuk ke susunan
syaraf pusat sekitar 7-10 detik, dan otak akan memproduksi dopamine lebih
banyak karena ada rangsangan si nikotin.
Nah dopamine adalah transmitter syaraf alias pembawa pesan
dari satu sel syaraf ke sel syaraf lain. Bahasa medisnya, dopamine adalah
neurotransmitter. Dopamin diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi dirangsang
oleh nikotin pada perokok.
Dopamin pada perokok akan masuk ke system limbik yang
hasilnya adalah sensasi kenikmatan. Dopamin ini bertahan sekitar 40 menit di system
limbic, jadi ketika hilang efeknya ya perokok ingin merokok lagi. Pada orang
normal dopamine diproduksi sesuai kebutuhan tubuh, sementara pada perokok
dikeluarkan lebih dari kebutuhannya. Jadi tubuh pun melakukan penyesuaian.
Produksi dopamine yang harusnya alami jadi hanya muncul ketika dipicu nikotin.
Parahnya jika reaksi tubuh mengeluarkan dopamine yang berlebihan, maka pecandu
rokok bisa punya gejala skizophrenia (orang dengan gangguan jiwa)
Perokok kalo berhenti merokok memang akan mendapati perasaan
gelisah, tidak, nyaman, lemas, depresi dan lain sebagainya. Ini karena produksi
dopamin berkurang atau terhenti. Awalnya dipicu nikotin, terbiasa ada rangsangan,
ga dirangsang ya jadi mogok deh produksi dopaminnya.
Hal tersebut yang menjadi alasan orang males berhenti
merokok. Karena badan rasanya tidak nyaman. Padahal, dopamine itu akan muncul
lagi, diproduksi seara alami lagi. Pada dasarnya semua kembali ke niat.
Mantapkan niat, maka apa yang tak mungkin dicapai?
4. Halah, sakit juga tar
bisa dibantu BPJS
Untuk saat ini memang perokok dibantu BPJS kalo sakit. Ga
adil ya? Kan sakitnya dibikin sendiri tuh. Well,
alasannya adalah karena (BPJS) adalah asuransi wajib dan asuransi sosial. Jadi,
pemerintah tidak membedakan apabila sakitnya karena rokok atau karena dipicu
penyakit lain.
Siapa sih yang mau sakit? Batuk aja udah ga enak, apalagi
kemudian sakit paru-paru. Okelah biaya rumah sakit dan obat ditanggung BPJS,
lha kalo sakit terus ga kerja emang perusahaan mau nanggung biaya makan anak
istri? Kalo izin kerja lama emang lama-lama ga digantiin sama yang sehat? Kalo
dirawat di rumah sakit, emang istri atau kerabat ga nungguin? Bisa tinggal
sendirian dirumah sakit tanpa ditemani anggota keluarga? Lha kalo keluarganya
kerja, emang ga izin dari atasan? Kalo susah izinnya? Ke rumah sakitnya ga
butuh biaya? Kalo jauh dari rumah sakit, biaya perjalanan kontrol berobat
gimana?
Banyak masalahnya kan daripada nggaknya? Dan anyway,
tahukah Sahabat bahwa ternyata BPJS defisit Rp9,1 triliun karena penyakit
katastropik yang dipicu rokok loh.
5. Rokok itu bantu
negara, cukai rokok itu penyumbang APBN terbesar tahu!
Ehem ehem. Tahukah Sahabat apa arti cukai itu? Cukai bukan
sekedar pajak, sederhananya cukai itu sebuah pungutan terhadap barang-barang
yang konsumsinya perlu dikendalikan, keberadaannya perlu diawasi, pemakaiannya
dapat menimbulkan efek negatif bagi masyarakat/lingkungan hidup, dan
pemakaiannya perlu pungutan negara demi keadilan dan keseimbangan. Jadi
barang-barang konsumsi “bahaya” ini dikendalikan biar ga bablas.
Penerimaan negara dari cukai tembakau memang menyumbang 95%.
Sisanya 5% dari cukai lainnya. 95% itu setara dengan Rp143,53 triliun (data
tahun 2016). Tapi, perlu dicatat juga bahwa ternyata beban pemerintah akibat
rokok ini malah lebih tinggi daripada nilai cukai rokok yang diterima. Tekor dong?
Iya.
Berdasarkan rilis Kementerian Kesehatan, kerugian ekonomi secara makro akibat
penggunaan tembakau mencapai 3 sampai 4 kali lebih besar dibanding dengan yang
diterima dari cukai rokok. Di tahun 2010, kerugian ekonomi ini Rp378,75 triliun
pada 2013.
Jadi kesimpulannya, tak boleh dibanggakan lagi perokok jadi
penyumbang negara, yang ada malah jadi beban negara.
6. BPJS Yang nambahin pendanaannya
itu rokok dari cukainya, perokok malah
berjasa bro
Berkaitan dengan pendanaan kesehatan lewat BPJS pemerintah
menetapkan bahwa cukai rokok dipakai untuk menambal defisit BPJS. Harusnya
perokok ga bangga, karena cukai itu semacam rem untuk membuat orang berhenti merokok.
Ada biaya tambahan untuk membuat para perokok berpikir ulang tentang merokok.
Cukai ini seperti denda. Uang denda lalu dikumpulkan untuk membantu keuangan
BPJS.
Masalahnya BPJS sendiri menanggung segala akibat yang
disebabkan oleh rokok. Ada 16% dari seluruh penyakit tidak dapat dikomunikasikan,
atau noncommunicable diseases,
merupakan sumbangan dari tembakau. Jadi negara harus pembiayaan penyakit akibat
rokok. Cukainya ya seperti denda. Bukan sekadar cukai rokok kasih duit ke
negara untuk bantu pengobatan pengguna BPJS lain. Yang ada malah iuran bulanan
saya untuk bantu para perokok yang sakit dan dirawat, duh!
7. Kalo rokok dilarang
siapa yang kasih makan petani tembakau?
Jawaban gampangnya, ya petani beralih komoditas pertanian lain yang
lebih “barokah”. Tapi perdebatan pasti muncul, karena para petani tembakau
faktanya memang mendapatkan banyak keuntungan, kaya raya, bisa naik haji,
bangun rumah dan lain sebagainya dari hasil bertanam tembakau. Struktur tanah
mungkin berbeda juga untuk ditanami tanaman lain, tapi banyak juga petani yang sudah beralih menanam komoditas lain.
Sekali lagi, bukankah ini juga ada pada niatannya.
Sistem pertanian dan ilmu pertanian berkembang. Bertani ada aneka rupa bukan
hanya tembakau saja. Sahabat juga perlu tahu bahwa menanam tembakau tidak
semudah komoditas lain. Ada beberapa faktor penentu loh, seperti yang saya ulas
berikut:
- Faktor utama keberhasilan menanam tembakau adalah cuaca. Tembakau butuh air yang cukup. Kurang air tak bisa, terlalu banyak air karena hujan berlebih pun tak bisa, dan siapa yang bisa mengatur cuaca yang murni otoritas Allah.
- Kalo kurang air petani membeli air daripada membiarkan tanaman mati dan harga 1 tangki truk air sekitar 350,000 – 500,000. Kebutuhan truk air tergantung luas wilayahnya.
- Merawat tembakau cukup sulit. Tidak bisa asal ditanam, dipupuk lalu sudah ditunggu sampai besar. Setiap hari wajib petani keluar untuk mengawasi dan mengontrol tanaman itu dari serangan hama maupun melakukan pemupukan. Pekerja yang dibutuhkan sangat banyak mulai dari buruh di sawah hingga tenaga di tempat pengovenan tembakau.
- Biaya tanam per hektar mencapai 25 juta sampai 45 juta per hektar tergantung dari kwalitas tembakau yang dihasilkan dan karakter tanahnya.
- Perusahaan tembakau memainkan “grade” tembakau. Sederhananya, perusahaan bisa memberikan grade atau kelas tembakau ini dengan grade itu, yang itu dengan grade ini, dengan kwalitas daun, kandungan air dan lain sebagainya yang sering kali tidak memihak pada petani.
“Jual tembakau tak bisa dipantau petani, harga ditentukan
makelar, juragan dan gudang tembakau, sesuai kualitas atau grade. Puluhan tahun
lalu, tak ada makelar, pengepul, gudang, langsung datang ke petani. Ada
tembakau dijual, langsung dapat uang.” Sebut Matori, mantan petani tembakau
berusia 66 tahun asal Desa Jurang, Temanggung, Jawa Tengah.
Sahabat perlu tahu bahwa petani tidak bisa menjual langsung
hasil panen ke perusahaan. Ada pengepulnya, dan ada juga makelar yang bermain
di sana. Kalopun menjual langsung ke gudang ada KTA alias Kartu Tanda Anggota
yang dibatasi jumlah membernya oleh gudang pabrik. Berbeda dengan padi, sayur mayur
yang bisa djual langsung ke pasar tanpa melewati pengepul dan makelar.
Mengutip Henry Saragih dari Serikat Petani Indonesia yang
keluarganya rugi dari pertanian tembakau menyatakan bahwa, "Petani itu
rasional. Saat yang ditanam tidak menguntungkan akan beralih ke tanaman lain.
Kita sudah terperangkap dalam sistem perdagangan yang membuat petani lemah.
Petani tembakau diiming-imingi daun emas,"
8. Pabrik rokok kalo bangkrut
yang bayar karyawannya siapa?
Sayangnya memang karyawan yang menggantungkan penapatannya pada pemilik perusahaan yang paling rentan terkena PHK misal rokok benar-benar dilarang. Tapi, kasus PHK bukan hanya bisa terjadi di pabrik rokok
kan? Perusahaan manufaktur macam-macam, banyak yang merumahkan karyawannya.
Faktanya lagi, pengusaha rokok adalah yang terkaya di Indonesia. Bisnis mereka
bukan hanya rokok, bahkan banyak yang beralih ke sawit dan usaha lainnya.
Jadi ketika Sahabat merokok, kerugiannya ditanggung sendiri
ya. Pengusahanya tetap kaya, dan mereka tidak lagi hanya berfokus ke satu
bidang usaha. Dari film Dandhy Laksono yang berjudul Asimetris tentang dampak
perkebunan kelapa sawit, terungkap bahwa konglomerat Indonesia banyak yang
berbisnis sawit karena bisnis rokok tak lagi menjanjikan di mata mereka. Mereka
ya tetep kaya dong.
Faktanya:
- Orang terkaya di Indonesia Budi dan Michael Hartono dengan kekayaan sebesar 35 miliar dolar AS atau sekira 508 triliun rupiah.adalah pemilik Grup Djarum. Tetapi 2/3 kekayaan mereka didapat dari PT Bank Central Asia Tbk. (BCA). Jadi, ketika bisnis rokok tak menjanjikan pun mereka bisa terus berkiprah di bisnis perbankan.
- Penguntit kekayaan Hartono bersaudara adalah Susilo Wonowidjojo, total kekayaannya mencapai 9,2 miliar dolar AS atau setara dengan 133 triliun rupiah. Tahukah Sahabat apa bisnis lain dari pemilik pabrik rokok Gudang Garam ini? Mulai dari penerbangan sampai bisnis kertas. Beberapa perusahaan milik bos Gudang Garam adalah penerbangan (PT. Surya Air), Sawit (PT. Dhanista Surya Nusantara dan PT Surya Nusantara Sawitindo, hiburan (PT Graha Surya Media), kertas (PT. Surya Pamenang)
Nah dari paparan panjang lebar ini semoga bisa jadi masukan
untuk Sahabat, dan orang-orang di sekitar sahabat yang merokok ya. Merokok jelas-jelas membawa keburukan dan bukan tidak mungkin segala hal yang berkaitan dengan rokok dan tembakau dialihkan ke bentuk lain. Semuanya tergantung pada niat. Semoga
tercerahkan dan bisa dijauhkan dari kemudharatan. Aamin.
Referensi:
15 Comments
Aku nggak percaya tuh mbak. Wkwkwk. Akal-akalan kampanye anti rokok aja itu.
ReplyDeletegpp karena yg akal-akalan pro rokok juga punya segudang argumen hehehehehe
Deletewkwkwk.. sama aja ya, mbak.
DeleteKalau saya sih mbak.. tidak merokok itu bikin hemat, heheehe.
ReplyDeletenah tuh
DeleteDetail ya. Keren infonya. Kalau sudut pandangku sih, kita lihat aja yg paling byk mudorotnya. Trus, tinggalin deh. Tp, kalau cari pembenaran untuk pengukuhan persepsi yg dasarnya sudut pandang keuntungan financial saja kok seperti ngerasa manusia itu hanya seharga nominal. But, anyway.. tulisannya bagus^^
ReplyDeleteterima kasih sudah mampir :)
DeleteTerima kasih informasinya
ReplyDeletesama-sama, semoga bermanfaat
DeleteTulisannya bagus terima kasih kakak
ReplyDeleteSuami dulu perokok berat waktu bujang. Alhamdullillah sejak menikah berhenti total.
ReplyDeleteAlhamdulillah
Deletesemoga Allah membuka pintu hati dan kesadaran ayahku yang masih merokok, hingga usia ini
ReplyDeleteAamin, semoga Allah kabulkan. Terus didoakan y Mb, 2 Pakdhe saya sudah jadi korbannya. yg satu kena kanker prostat dan pasang ring jantung, satu lagi harus ke rumah sakit rutin untuk terapi oksigen atau apalah itu yang hirup oksigen, semua karena rokok
DeleteThis comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete